Mari merenung dan bernostalgia
Alhamdulillah tugas kali ini sudah memasuki minggu ketiga. Tugas
matrikulasi dari IIP kali ini semakin menantang dan menguras otak untuk
berpikir. Saya semakin menyelami makna kehadiran kita dimuka bumi. Kami
ditugaskan untuk mencari tahu mengenai potensi yang dimiliki oleh masing-masing
individu sebelum menikah, pertimbangan yang kami jadikan alasan hingga kami
memilih pasangan hidup yang menjadi Imam kami sekarang, potensi yang dimiliki
dari masing-masing anak kami dan mengapa Allah mengirimkan kami untuk tinggal
dalam lingkungan kami yang sekarang.
Pertanyaan yang diberikan susah-susah gampang menurut saya, ada beberapa
poin yang sebenarnya sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun kita
tidak pernah menyadari sejauh apa Allah mempunyai rencana terbaik untuk kita.
Allah tentunya telah menciptakan makhluknya dengan sempurna. Masing-masing
diberi potensi dan kelebihan dalam menjalankan perannya masing-masing di bumi
ini, namun terkadang kita belum menemukan apa potensi terbaik yang kita miliki,
apakah yang menjadi keunggulan diri kita, dan sudahkah kita bersyukur akan hal
tersebut. Melalui tugas ini saya berharap potensi yang dimiliki semakin jelas
terlihat dan terarah sehingga peran yang dijalankan sebagai individu, istri,
dan ibu professional akan berjalan beriringan tanpa memberatkan satu sama lain.
Mari kita mulai membahas mengenai
keluarga sebagai sumber peradaban. Untuk membangun keluarga diperlukan adanya
dua individu yang saling mengerti dan saling membantu satu sama lain. Suami dan
istri adalah pilar utama yang akan membentuk keluarga kecil yang kemudian
semakin besar dan membangun peradaban. Tentunya suami istri yang memiliki
perbedaan masing-masing harus memiliki visi misi yang sama dalam membangun
keluarga hingga keluarga yang terbentuk kokoh bersama dan saling menguatkan. Ada
alasan yang membuat kami saling jatuh cinta satu sama lain dan menguatkan kami
untuk bersatu memutuskan untuk menikah. Jika mengulas kembali perjalanan cinta
kami dulu, banyak lika liku yang harus dilewati. Setelah dituangkan dalam bentuk surat cinta
ternyata tidak cukup hanya 4 lembar, banyak kata yang mengalir terungkap dalam
hati, lalu apa respon dari suami tercinta ? Deg-deg-deg….
Sebagai Ibu dari dua anak yang masih
membutuhkan banyak perhatian, tugas membuat surat cinta agak susah dituangkan
mendadak. Butuh proses dan waktu hingga semua bisa alami mengalir. Eh…setelah
ditulis malah bablas lebih dari 4 halaman. Jatuh cintalah kembali, ya…itulah
poin yang ada dalam angan mengingat masa lalu, apa yang membuat saya jatuh
cinta pada suami, dan memutuskan untuk menikah dengannya.
Surat cinta pun selesai dibuat malam
hari, butuh waktu dan suasana yang tenang. Nostalgia mengingat masa lalu,
membuat saya senyam-senyum sendiri, dan terharu. Ternyata bahtera pernikahan
kami yang sudah 6 tahun lebih ini menyimpan banyak kenangan yang sudah dilalui.
Lalu apa tanggapan suami ?? duh..saat suami mulai membaca perhalaman dan saya
harus duduk disampingnya rasanya deg-deg ser… sama seperti siap-siap ditanya
penguji saat sedang ujian skripsi. Dia
senyam-senyum sendiri, rasanya ingin suami segera tamat bacanya dan … yeay
tamat. !! Akhirnya tenang juga batin ini. Kalau diawal dia berkomentar sambil
tertawa-tawa…”Kamu menuliskan surat cinta ini saja, Aku sudah bahagia, lalu apa
tanggapan terakhirnya? Ada rasa haru menyeruak yang tak terasa membuat saya
meneteskan air mata…teringat kenangan saat bulan madu dulu, berdua ke
Yogyakarta sampai akhirnya kami memiliki dua anak. Semua yang dilalui penuh
warna tentunya, ada aura kebahagiaan yang akhirnya membuat kami berpelukan dan
bersyukur sudah dapat melewati semuanya.
Lalu apa yang membuat saya jatuh cinta
dengan sosok suami yang telah menjadi Imam saya selama 6 tahun lebih ini ?
Suami saya dan saya memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Dia yang
lulusan tehnik sedangkan saya lulusan kesehatan. Kami sama-sama suka musik,
bahasa yang indah dan semua yang romantis. Suami saya tipe yang senang memberi
kejutan pada orang yang disayanginya, dia pandai memasak, dan sabar. Sabar
kalau tiba-tiba istrinya berubah mood. Hehehe…ya namanya juga ibu yang full
time dirumah dan kadang ga semua bisa dihandle sendiri, kadang mood suka naik
turun. Kehadiran Pak Suami inilah yang membuat hati tenang dan bisa jadi mood
booster buat aktivitas lain yang masih seabreg belum dikerjakan. Selain itu, Ia
bijaksana dan cepat dalam mengambil keputusan. Dalam pekerjaan Ia rajin dan
tekun, jika ada hal yang harus dikerjakannya, maka pantang berhenti sebelum
selesai. Ia juga tipe pekerja keras dalam menggapai impiannya, banyak kesamaan
sifat yang dimilikinya inilah yang membuat saya semakin kagum pada beliau.
Saya memiliki dua orang anak. Satu anak
perempuan dan satu anak laki-laki. Anak perempuan saya berusia 5 tahun bernama
Nafeeza. Kini dia sekolah di TK A dan sedang mulai belajar mengenal
teman-temannya. Nafeeza anak yang terbilang rajin, tekun, dan memiliki daya
ingin tahu yang tinggi. Ia sering menanyakan hal-hal yang baru dibaca olehnya
jika Ia belum memahami apa maksudnya. Nafeeza juga tipe penghapal yang cepat.
Ia senang membaca dan bercerita. Saat Ia bertemu dengan orang banyak untuk
pertama kalinya, Ia mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, bukan tipe anak
pemalu. Inilah yang membuat saya tenang meninggalkannya untuk belajar masuk TK
A walaupun dihari pertamanya sekolah.
Anak kedua saya bernama Zafran Fahreza.
Iaberusia 4,5 bulan.walaupun masih bayi, sejak mengandung zafran saya memiliki
keyakinan anak ini adalah anak yang kuat dan sabar. Ya.. benar saja setelah
lahir, badannya yang ketika lahir lebih besar 1 kg dari kakaknya semakin
terlihat jelas memiliki tenaga yang kuat. Ia mampu menepiskan tangan saya saat
saya hendak membersihkan kotoran yang ada ditelinga dan dihidungnya. Selain
itu, saya merasa Zafran lebih sabar dibanding kakaknya. Ia mau menunggu saya
mengerjakan tugas harian Ibu Rumah Tangga sampai lebih dari 1 jam. Menurut saya
1 jam saja merupakan waktu yang relative lama untuk tipe bayi seusianya. Ia
juga anak yang periang dan murah senyum. Zafran senang jika diajak berdialog
dan bercerita menirukan suara binatang. Walaupun usianya terbilang masih sangat
muda, namun seolah dia ingin mengatakan kalau Ia butuh teman bermain dan
bercerita disisinya. Ia akan menatap dalam melihat saya jika saya hanya berlalu
melewatinya sementara Ia sudah lama menunggu di bouncernya. Kalau sudah mulaimenangis, maka tiba saatnya
menggendong zafran dan memberinya asi,setelah itu dia akan tenang kembali.
Kini tiba saatnya berusaha mengetahui
potensi yang menjadi kelebihan diri saya. Saya tipe orang yang suka bekerja
keras, dan selalu berusaha untuk menggapai apa yang saya inginkan. Saya tidak
mau berhenti ditengah jalan, dan cenderung penasaran ingin menyelesaikan semua
pekerjaan saya sampai akhir. Saya juga tipe orang yang senang melakukan segala
sesuatunya dengan perencanaan, bukan dadakan,selain itu saya lebih suka semua hal dikerjakan tertib
dan teratur, karena hasilnya akan lebih indah dilihat dan dirasakan. Misalnya
dalam halpenataan rumah, pengelompokan barang dalam lemari, perencanaan belajar
anak, dll.
Tibalah pada pertanyaan terakhir nice home work 3 ini. Kalau direnungkan
secara mendalam, mungkin Allah menempatkan saya ditempat tinggal saya yang
sekarang ini, agar ada salah seorang warganya yang bisa sedikit-sedikit
membantu menuju perekonomian dan peradaban yang lebih baik. Sejujurnya
saya ingin mengamalkan ilmu kesehatan dan bahasa yang saya pelajari di
masyarakat. Hanya untuk saat ini, saya masih mengutamakan anak sebagai
prioritas, mudah-mudahan kedepannya, setelah anak bertambah besar nanti, aka
nada jalannya seperti saya mengajar bahasa Inggris anak-anak dan penyuluhan
mengenai mpasi untuk buah hati.
Semoga semua ikhtiar ini menjadikan
proses menjadi individu yang lebih baik lagi segera terwujud, Aamiin…
Salam Ibu Profesional…
0 comments:
Post a Comment