10 hari sudah mendongeng bersama ananda telah kami lakukan. Rasanya banyak cerita dan pengalaman baru yang kami alami ketika mendongeng setiap harinya.
Ada ide kreatif spontan yang mengalir begitu saja saat hendak mendongeng. Ibu dan anak sama-sama belajar. Menikmati proses menjadi lebih baik, dan belajar dari setiap pesan moral yang disampaikan.
Mendongeng terasa begitu mengasyikkan, saat orang tua dan anak menikmati dan menjalani prosesnya bersama.
Mendongeng bukan hanya dari cerita fantasi, kegiatan sehari-hari, tetapi binatang kesayangan dan mainan yang ada disekitar bisa menjadi ide yang luar biasa ketika sudah menemukan alur cerita dan tokoh yang berperan dalam dongeng.
Melalui dongeng, belajar terasa lebih mengasyikkan.berkhayal dan masuk menjadi tokoh dalam cerita menjadi pengalaman baru buat kami.
Esok harinya setelah mendongeng, cita-cita kami bisa menuliskan semua cerita yang ada dan membuatnya menjadi buku yang berguna untuk semua orang.
Aamiin...
#Aliranrasagamelevel10
#KelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#GrabYourImagination
Saturday, December 23, 2017
Aliran Rasa Mendongeng Bersama Ananda
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP,
Resep Mama Feeza
Saturday, December 16, 2017
Belajar Menyambung Kalimat Membuat Anak Pintar Mendongeng
Ide mendongeng kadang muncul dengan sendirinya. Saat sedang berkumpul setelah makan siang, tiba-tiba saja Nafeeza meminta saya untuk berbalas kalimat membentuk dongeng.
Ide ini memang saya yang memulai. Ketika sedang buntu, celoteh dan ide kreatif anak begitu saja muncul dan membantu kita menggarap naskah dongeng untuk mereka.
"Ma..ayo kita mendongeng. Aku satu kalimat, terus Mama lanjutin ceritaku," ujar Nafeeza.
Maka mulailah saya mendongeng dan bercerita tentang seorang anak kecil yang mempunyai sebuah mimpi.
Nafeeza menimpali dengan gaya bahasanya. Anak tersebut harus mau berusaha keras agar mimpinya berhasil.
Cerita ini terus berlanjut sampai akhirnya anak tersebut mendapatkan hasil dari kerja kerasnya. Ia berhasil mendapat juara kelas dan beasiswa. Uangnya ia simpan sebagai tabungan untuk membantu orang tuanya.
Belajar mendongeng dengan cara seperti ini cukup efektif untuk Nafeeza menambah kosa kata dan pengetahuan. Sambil mendengarkan, ia juga ikut berpikir bagaimana lanjutan cerita selanjutnya.
#Tantangan10hari
#level10
#KuliahBunsayIIP
#InstitutIbu Profesional
#day 9
#GrabyourImagination
Ide ini memang saya yang memulai. Ketika sedang buntu, celoteh dan ide kreatif anak begitu saja muncul dan membantu kita menggarap naskah dongeng untuk mereka.
"Ma..ayo kita mendongeng. Aku satu kalimat, terus Mama lanjutin ceritaku," ujar Nafeeza.
Maka mulailah saya mendongeng dan bercerita tentang seorang anak kecil yang mempunyai sebuah mimpi.
Nafeeza menimpali dengan gaya bahasanya. Anak tersebut harus mau berusaha keras agar mimpinya berhasil.
Cerita ini terus berlanjut sampai akhirnya anak tersebut mendapatkan hasil dari kerja kerasnya. Ia berhasil mendapat juara kelas dan beasiswa. Uangnya ia simpan sebagai tabungan untuk membantu orang tuanya.
Belajar mendongeng dengan cara seperti ini cukup efektif untuk Nafeeza menambah kosa kata dan pengetahuan. Sambil mendengarkan, ia juga ikut berpikir bagaimana lanjutan cerita selanjutnya.
#Tantangan10hari
#level10
#KuliahBunsayIIP
#InstitutIbu Profesional
#day 9
#GrabyourImagination
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Tokoh Binatang Kesayangan dalam Dongeng Nafeeza
Setelah mendengar dongeng fabel mengenai berbagai binatang, Nafeeza sudah bisa mengarang ceritanya sendiri. Ia mendongeng mengenai binatang kesukaannya. Tokohnya anjing dan kelinci.
Berikut adalah ceritanya :
Kali ini ia bercerita seolah binatang tersebut bisa bicara. Idenya ia dapatkan dari kejadian sehari-hari. Kelinci yang disukainya memang sering menjadi tokoh cerita.
Kini, jika mendongeng ia sudah bisa mengambil kesimpulan isi cerita. Mengambil hikmah dari cerita tersebut, pesan moral apa yang ingin disampaikan, siapa saja tokohnya, serta karàkter tokoh tersebut.
Semakin sering mendongeng, kini bukan hanya sebagai pendengar saja, namun juga sudah mulai bisa diajak berdiskusi mengenai alur dan nama tokoh yang cocok dalam cerita.
Mendongeng memang cocok sebagai metode belajar untuk Nafeeza.
#Tantangan10hari
#Level10
#KuliahBundaSayangIIP
#day8
#GrabYourImagination
Berikut adalah ceritanya :
Kali ini ia bercerita seolah binatang tersebut bisa bicara. Idenya ia dapatkan dari kejadian sehari-hari. Kelinci yang disukainya memang sering menjadi tokoh cerita.
Kini, jika mendongeng ia sudah bisa mengambil kesimpulan isi cerita. Mengambil hikmah dari cerita tersebut, pesan moral apa yang ingin disampaikan, siapa saja tokohnya, serta karàkter tokoh tersebut.
Semakin sering mendongeng, kini bukan hanya sebagai pendengar saja, namun juga sudah mulai bisa diajak berdiskusi mengenai alur dan nama tokoh yang cocok dalam cerita.
Mendongeng memang cocok sebagai metode belajar untuk Nafeeza.
#Tantangan10hari
#Level10
#KuliahBundaSayangIIP
#day8
#GrabYourImagination
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Ayo Berlatih Membuat Cerita Sendiri
Setiap malam menemaninya sambil menulis di blog, ternyata ia meniru kebiasaan Mamanya. "Boleh aku nulis di memo Mah?" Saya pun mengijinkannya.
Saya membiarkannya bercerita dan menuliskan semua imajinasinya dalam memo. Tak disangka ia berhasil membuat suatu cerita dengan alur lengkap. Ia bercerita berdasarkan pengalamannya di sekolah saat di imunisasi.
Berikut adalah ceritanya :
Ia sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa imunisasi bukan hal yang harus ditakuti. Imunisasi dilakukan untuk kesehatannya.
Alhamdulillah, kemajuannya bertambah lagi. Semoga semakin diasah semakin baik hasilnya. Aamiin.
#Tantangan10hari
#level10
#KuliahBundasayangIIP
#InstitutIbuProfesional
#day7
#GrabYourImagination
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Mendongeng Kisah Nyata? Lihat Reaksi Ananda
Dongeng tidak selalu hal yang berkaitan dengan dunia fantasi. Pernah saya membandingkan reaksi Nafeeza saat mendongeng mengenai dunia fantasi dan dunia nyata yang sering ia temui.
Hmm... diluar dugaan ia langsung diam dan fokus mendengarkan. Ia bertanya dengan antusias, " kenapa Ma? Kenapa harus begitu?"
Ternyata bercerita hal nyata bukan saja langsung mengena untuk para ibu penikmat drakor, namun juga untuk anak usia 6 tahun yang sedang belajar arti kehidupan.
Saat itu saya bercerita mengenai kehidupan sederhana anak pantai yang hidup di daerah terpencil. Mereka harus menghemat pengeluaran untuk makan dan biaya hidup. Seragam sekolah pun hanya satu.
Menu makanan sehari-hari hanya ada nasi dan ikan asin, daging hanya didapat jika tetangganya mengadakan hajatan. Namun demikian, tak pernah menyurutkan niat mereka untuk sekolah. Bahkan, mereka masih bersemangat untuk membantu orang tuanya berjualan di pasar.
Nafeeza benar-benar terbawa suasana, ia terlihat sedih dan terharu seolah sedang berada di tempat saya mendongeng. Pelan-pelan saya sisipkan pesan moral agar ia selalu bersyukur atas semua pemberian Allah.
Ia pun mendengar dengan seksama. Menangkap pesan yang saya sampaikan, berusaha mengingatnya dan mengamalkannya.
Dalam setiap kesempatan, saya selalu mengulang, mengingatkan padanya agar ia bersyukur selalu atas nikmat dan pemberian dari Allah SWT.
Alhamdulillah, sekarang pelan-pelan ia berusaha mengamalkan. Misalnya saja dengan melahap habis semua makanan di piringnya. Semoga istiqomah ya Nafeeza.
#Tantangan10hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#InstitutIbuProfesional
#day6
#GrabYourImagination
Hmm... diluar dugaan ia langsung diam dan fokus mendengarkan. Ia bertanya dengan antusias, " kenapa Ma? Kenapa harus begitu?"
Ternyata bercerita hal nyata bukan saja langsung mengena untuk para ibu penikmat drakor, namun juga untuk anak usia 6 tahun yang sedang belajar arti kehidupan.
Saat itu saya bercerita mengenai kehidupan sederhana anak pantai yang hidup di daerah terpencil. Mereka harus menghemat pengeluaran untuk makan dan biaya hidup. Seragam sekolah pun hanya satu.
Menu makanan sehari-hari hanya ada nasi dan ikan asin, daging hanya didapat jika tetangganya mengadakan hajatan. Namun demikian, tak pernah menyurutkan niat mereka untuk sekolah. Bahkan, mereka masih bersemangat untuk membantu orang tuanya berjualan di pasar.
Nafeeza benar-benar terbawa suasana, ia terlihat sedih dan terharu seolah sedang berada di tempat saya mendongeng. Pelan-pelan saya sisipkan pesan moral agar ia selalu bersyukur atas semua pemberian Allah.
Ia pun mendengar dengan seksama. Menangkap pesan yang saya sampaikan, berusaha mengingatnya dan mengamalkannya.
Dalam setiap kesempatan, saya selalu mengulang, mengingatkan padanya agar ia bersyukur selalu atas nikmat dan pemberian dari Allah SWT.
Alhamdulillah, sekarang pelan-pelan ia berusaha mengamalkan. Misalnya saja dengan melahap habis semua makanan di piringnya. Semoga istiqomah ya Nafeeza.
#Tantangan10hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#InstitutIbuProfesional
#day6
#GrabYourImagination
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Friday, December 15, 2017
3 Reaksi Anak Saat Mendengarkan Dongeng
Ada berbagai tipe anak yang memberikan reaksi berbeda saat orang tuanya mendongeng. Walaupun kebanyakan anak akan senang jika mendengarkan ada orang dewasa yang mendongeng untuknya.
Berikut adalah beberapa reaksi Feeza dan Zafran saat kami mendongeng untuk mereka.
1. Antusias
Pada beberapa dongeng yang belum pernah saya ceritakan, Nafeeza akan menanti dengan antusias lanjutan ceritanya.
Zafran yang juga ikut mendengarkan juga terlihat tertarik saat mendengar bunyi-bunyian binatang yang ia kenal.
2. Cuek
Ada kalanya Nafeeza dan zafran hanya mendengarkan dongeng saya selewat. Perhatian mereka tidak fokus. Semua yang saya utarakan hanya sebentar saja mereka dengar, selanjutnya mereka melanjutkan aktivitasnya kembali. Biasanya hal ini terjadi jika dongeng yang saya ceritakan sudah pernah didengarnya.
3. Tertawa
Saat karakter yang diceritakan dalam dongeng begitu menarik dan saya menyelinginya dengan nyanyian atau suara aneh yang lucu menurut mereka, biasanya mereka akan tertawa spontan. Artinya perhatian mereka benar-benar fokus pada dongeng saya.
Biasanya Nafeeza meminta saya mengulang suara lucu yang membuatnya tertawa, dan melanjutkan cerita dengan durasi yang panjang.
Itulah beberapa reaksi anak saat saya mendongeng. Skill mendongeng memang semakin hebat sesuai jam terbang. Selain itu latihan, materi dongeng yang menarik, dan gestur tubuh serta suara memang sangat mempengaruhi.
Selamat mendongeng dengan ananda Bunda. Semoga pesan moral yang ingin disampaikan melalui mendongeng bisa dimengerti oleh ananda. Aamiin...
#Tantangan10hari
#gamelevel10
#KelasBunsayIIP
#InstitutIbuProfesional
#day5
Berikut adalah beberapa reaksi Feeza dan Zafran saat kami mendongeng untuk mereka.
1. Antusias
Pada beberapa dongeng yang belum pernah saya ceritakan, Nafeeza akan menanti dengan antusias lanjutan ceritanya.
Zafran yang juga ikut mendengarkan juga terlihat tertarik saat mendengar bunyi-bunyian binatang yang ia kenal.
2. Cuek
Ada kalanya Nafeeza dan zafran hanya mendengarkan dongeng saya selewat. Perhatian mereka tidak fokus. Semua yang saya utarakan hanya sebentar saja mereka dengar, selanjutnya mereka melanjutkan aktivitasnya kembali. Biasanya hal ini terjadi jika dongeng yang saya ceritakan sudah pernah didengarnya.
3. Tertawa
Saat karakter yang diceritakan dalam dongeng begitu menarik dan saya menyelinginya dengan nyanyian atau suara aneh yang lucu menurut mereka, biasanya mereka akan tertawa spontan. Artinya perhatian mereka benar-benar fokus pada dongeng saya.
Biasanya Nafeeza meminta saya mengulang suara lucu yang membuatnya tertawa, dan melanjutkan cerita dengan durasi yang panjang.
Itulah beberapa reaksi anak saat saya mendongeng. Skill mendongeng memang semakin hebat sesuai jam terbang. Selain itu latihan, materi dongeng yang menarik, dan gestur tubuh serta suara memang sangat mempengaruhi.
Selamat mendongeng dengan ananda Bunda. Semoga pesan moral yang ingin disampaikan melalui mendongeng bisa dimengerti oleh ananda. Aamiin...
#Tantangan10hari
#gamelevel10
#KelasBunsayIIP
#InstitutIbuProfesional
#day5
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Thursday, December 14, 2017
Ayo Latih Anak Berpikir dengan Mendongeng
Siang itu kami berkumpul di tempat
bermain Zafran. Setelah makan siang dan beristirahat, Nafeeza menatapku dengan
sedikit memohon, “Ma… ayo kita mendongeng.” Siapa yang tega menolak permintaan
anak cantik yang kusayangi ini. Tidak dapat dipungkiri, dengan mendongengkan
berbagai macam cerita, saya perlahan bisa menyisipkan pesan moral di dalamnya.
Usia Nafeeza yang kini sudah
menginjak 6 tahun, sudah bisa mengambil kesimpulan sendiri. Memilah mana yang
baik dan buruk, bahkan memikirkan alur cerita yang utuh, agar bisa didongengkan
kembali untuk teman lainnya. Maka dari itu, kali ini saya memintanya untuk
menjawab beberapa pertanyaan guna melatihnya untuk berpikir dan konsentrasi
pada apa yang sudah diceritakan.
Melatih
konsentrasi dan daya imajinasi anak adalah salah satu manfaat yang didapat dari
mendongeng. Anak akan terlihat memperhatikan, menyimak atau tidaknya saat
kegiatan mendongeng sedang berlangsung. Kita dapat menyisipkan pertanyaan
mengenai tokoh, apa yang sedang dilakukan, dan pertanyaan lain yang menguji
konsentrasi anak. Selain itu, anak pun bisa berlatih untuk berpikir dengan
menyimak berbagai contoh kasus dari mendongeng.
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Monday, December 11, 2017
Mendongeng Rutin Bisa Melatih Konsentrasi
Kegiatan mendongeng yang kini sudah menjadi rutinitas harian sebelum tidur, memang merupakan kegiatan yang paling dinantikan oleh Nafeeza.
Kini, bukan hanya kami orang tuanya yang diminta untuk mendongeng melihat video dongeng ternyata banyak memberinya masukan mengenai ide dongeng yang akan diceritakan. Malam itu kami berkumpul bersama di kamar dan sudah bersiap untuk aktivitas mendongeng.
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Friday, December 8, 2017
Mendongeng Spontan ala Mama Feeza
Hari ini saya bertemu dengan psikolog yang akan memberitahukan perihal kematangan dan kesiapan anak sulung saya untuk masuk SD.
Sebetulnya agak deg-degan juga apa yang harus dibicarakan dan ditanyakan. Namun ternyata pembicaraan mengalir begitu saja, sampai akhirnya waktu 1 jam tak terasa habis dan giliran ibu-ibu lainnya untuk berkonsultasi.
Pembicaraan dengan Ibu Wiwied tadi menginspirasi saya untuk membuat dongeng spontan yang diminta oleh Nafeeza sebagai pengantar tidur.
Sebetulnya ketika mendongeng spontan, hal pertama yang saya ingat adalah pesan apa yang ingin saya sampaikan. Misalnya : kita harus mencatat semua kebutuhan dan hal penting agar tidak mudah lupa. Nah, setelah itu mulailah saya bermain dengan imajinasi spontan.
Pertama, saya mulai mengarang tokoh yang terlibat. Biasanya saya menggunakan sudut pandang orang ketiga. Nafeeza suka mendengar cerita dalam bentuk fabel. Cerita dimana tokohnya adalah binatang yang bertingkah laku seperti manusia.
Kedua, saya membayangkan settingnya. Tempat cerita itu terjadi, dan juga kapan kejadian cerita itu terjadi. Hal ini berlangsung sambil bercerita. Mulut berbicara, sementara otak terus berimajinasi sambil membayangkan kita berada di dalamnya.
Ketiga, saya mengatur alurnya. Apakah alurnya berupa alur maju, mundur, atau gabungan dari keduanya. Nafeeza sudah bisa menyimak cerita dengan baik, namun kadang sedikit melamun dan kurang memperhatikan yang saya bicarakan, jadi ketika bercerita, saya suka bertanya di tengah-tengah siapa nama tokohnya. Apa yang dia kerjakan ? Hanya sebagai pengingat dan alarm kalau ia harus benar-benar menyimak apa yang saya bicarakan.
Keempat, saya bayangkan hasil akhirnya. Apakah akan berakhir bahagia, sedih, atau menggantung. Biasanya anak seusia Nafeeza lebih suka kisah yang berakhir bahagia.
Alhamdulillah, sambil bercerita, ia terlihat senang mendengarkan dan bisa mengambil hikmahnya.
Kali ini saya bercerita tentang Nom-nom seekor kura-kura yang pelupa. Ia sering ketinggalan tugas dan jarang mendengarkan apa yang disampaikan oleh gurunya. Namun, suatu hari sifatnya yang pelupa itu memberinya pelajaran.
Ia terlambat sampai ke sekolah, dan tidak dapat mengerjakan soal ujian. Hingga akhirnya bu guru Cika memberinya catatan dan pulpen khusus, agar ia mau mencatat semua pelajaran dan PR yang diberikan oleh guru di sekolah.
Nom-nom pun berjanji untuk menulis dan memperhatikan gurunya. Ia tidak mau mengobrol dan bersenda gurau saat pelajaran dimulai. Kini ia menjadi anak yang rajin dan pandai.
Semoga fabel yang saya sampaikan pada Nafeeza bisa diambil hikmahnya dan ia mengerti apa yang saya sampaikan. Aamiin...
#Tantangan10hari
#KuliahBunsayIIP
#day2
#GrabYourImagination
Sebetulnya agak deg-degan juga apa yang harus dibicarakan dan ditanyakan. Namun ternyata pembicaraan mengalir begitu saja, sampai akhirnya waktu 1 jam tak terasa habis dan giliran ibu-ibu lainnya untuk berkonsultasi.
Pembicaraan dengan Ibu Wiwied tadi menginspirasi saya untuk membuat dongeng spontan yang diminta oleh Nafeeza sebagai pengantar tidur.
Sebetulnya ketika mendongeng spontan, hal pertama yang saya ingat adalah pesan apa yang ingin saya sampaikan. Misalnya : kita harus mencatat semua kebutuhan dan hal penting agar tidak mudah lupa. Nah, setelah itu mulailah saya bermain dengan imajinasi spontan.
Pertama, saya mulai mengarang tokoh yang terlibat. Biasanya saya menggunakan sudut pandang orang ketiga. Nafeeza suka mendengar cerita dalam bentuk fabel. Cerita dimana tokohnya adalah binatang yang bertingkah laku seperti manusia.
Kedua, saya membayangkan settingnya. Tempat cerita itu terjadi, dan juga kapan kejadian cerita itu terjadi. Hal ini berlangsung sambil bercerita. Mulut berbicara, sementara otak terus berimajinasi sambil membayangkan kita berada di dalamnya.
Ketiga, saya mengatur alurnya. Apakah alurnya berupa alur maju, mundur, atau gabungan dari keduanya. Nafeeza sudah bisa menyimak cerita dengan baik, namun kadang sedikit melamun dan kurang memperhatikan yang saya bicarakan, jadi ketika bercerita, saya suka bertanya di tengah-tengah siapa nama tokohnya. Apa yang dia kerjakan ? Hanya sebagai pengingat dan alarm kalau ia harus benar-benar menyimak apa yang saya bicarakan.
Keempat, saya bayangkan hasil akhirnya. Apakah akan berakhir bahagia, sedih, atau menggantung. Biasanya anak seusia Nafeeza lebih suka kisah yang berakhir bahagia.
Alhamdulillah, sambil bercerita, ia terlihat senang mendengarkan dan bisa mengambil hikmahnya.
Kali ini saya bercerita tentang Nom-nom seekor kura-kura yang pelupa. Ia sering ketinggalan tugas dan jarang mendengarkan apa yang disampaikan oleh gurunya. Namun, suatu hari sifatnya yang pelupa itu memberinya pelajaran.
Ia terlambat sampai ke sekolah, dan tidak dapat mengerjakan soal ujian. Hingga akhirnya bu guru Cika memberinya catatan dan pulpen khusus, agar ia mau mencatat semua pelajaran dan PR yang diberikan oleh guru di sekolah.
Nom-nom pun berjanji untuk menulis dan memperhatikan gurunya. Ia tidak mau mengobrol dan bersenda gurau saat pelajaran dimulai. Kini ia menjadi anak yang rajin dan pandai.
Semoga fabel yang saya sampaikan pada Nafeeza bisa diambil hikmahnya dan ia mengerti apa yang saya sampaikan. Aamiin...
#Tantangan10hari
#KuliahBunsayIIP
#day2
#GrabYourImagination
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Wednesday, December 6, 2017
Mendongeng, Sarana Edukasi dan Kedekatan Anggota Keluarga
Mendongeng adalah kegiatan yang
paling disukai Nafeeza sejak usianya masih 2 tahun. Melalui dongeng ia bisa
mempelajari banyak hal dalam kehidupan. Kosa katanya semakin bertambah, matanya
berbinar, dan tak pernah merasa bosan dengan kegiatan yang satu ini. Malah terkadang
saya yang kewalahan mencari ide segar dan baru agar dongeng yang ia dengarkan
tidak langsung di stop karena ia merasa bosan.
Kegiatan mendongeng biasanya rutin
dilakukan menjelang tidur siang, sore hari, atau menjelang tidur malam. Seperti
ada sesuatu yang kurang saat dongeng terlewatkan dalam sehari. Bahkan kini
durasinya harus panjang, jalan cerita yang rame, dan tidak berakhir dengan
kisah sedih.
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Monday, November 27, 2017
Mari Berpikir Kreatif Bersama Ananda
Aliran Rasa Game Level 9 Think Creative
Semua anak diciptakan
kreatif oleh sang Pencipta.setelah mengamatinya selama 10 hari, banyak ide tak
terduga yang bisa menjadikannya semakin kreatif dalam berpikir dan bertindak. Kita
sebagai orang tua tinggal menemani dan mengarahkan ide kreatifnya. Bahkan ia
dapat pula berjalan tanpa didampingi, menyelesaikan karyanya kemudian
memberikannya pada kita.
Ide
kreatif anak berasal dari dirinya sendiri, melihat lingkungan sekitar, media
online, maupun hasil membaca dari buku. Ternyata mereka mampu membuat karya
baru, atau membuat modifikasi dari hasil karya yang sudah ada. Nafeeza paling
senang dengan permainan katanya. Tanpa diingatkan, belajar membuat kalimat dan
merangkainya menjadi sebuah cerita kemudian didongengkan menjadi aktivitasnya sehari-hari
yang membuatnya ketagihan.
Sore
hari menjelang magrib, biasanya ia mengajak saya bertukar cerita untuk saling berbagi
dan mendengarkan dongengnya. Lucunya, sekarang ia juga sering mengikuti saya menuliskan
dongeng hasil pemikirannya di notes Hp atau blog. Ya… mungkin ini yang disebut
buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Kreatif
juga sering tercipta ketika otak dipacu
untuk berpikir, saat waktu semakin sempit. Biasanya ide malah bermunculan
secara tidak diduga. Hehehe… itu sih saya yang suka mepet Deadline. Nafeeza juga
sering mempraktekkan ini. Ide ceritanya seringkali muncul tiba-tiba begitu
saja, ketika ia sedang mengamati lingkungannya.
Saat pulang sekolah ia menempelkan
stiker boneka di kulkas. Sambil mengamati boneka itu, kemudian ia berkata, “Ma,
aku udah punya ide cerita tentang boneka ini. Ceritanya tentang Hana dan
temannya yang….” Saya mendengarkannya sambil beres-beres di dapur. Benar ya…ide
kreatif memang cepat mengalir, jika tidak segera dikerjakan atau ditulis, kita
bisa lupa dan kehilangan ide tersebut.
Nah… kalau Bunda punya ide kreatif
apa untuk bermain bersama anak-anak?
#AliranrasaBunda
#KelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#ThinkCreative
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Saturday, November 18, 2017
Mari Berkreasi dengan Cokelat
Saat hujan turun, kami lebih suka menikmati hari dengan berkumpul bersama. Malam itu saya melaksanakan janji saya pada Nafeeza untuk membuat kue cokelat yang didalamnya masih terasa lelehan cokelatnya.
Nafeeza begitu antusias ingin ikut membantu. Perlahan ia mengikuti instruksi yang saya berikan. Mulai dari mengoles mentega, kemudian menaburlan cokelat bubuk dipinggirnya.
Setelah itu, ia membantu saya menimbang terigu, gula pasir, cokelat, dan mentega. Langkah selanjutnya mengetim cokelat dan mentega hingga leleh. Sementara itu sambil menunggu saya mengocok gula pasir dan telur.
Nafeeza membantu saya menuangkan kocokan gula dan telur kedalam lelehan cokelat tadi, kemudian yang terakhir kita tuangkan terigunya.
Ia ingin membantu mengaduk semua bahan hingga tercampur rata, kemudian menuangkannya kedalam cetakan kue.
Setelah dandang kukusan siap, saya masukkan kue cokelat ke dalamnya.
Hanya menunggu 15-20 menit saja, kue cokelat sudah bisa diangkat dan disajikan.
Agar lebih menarik, bisa ditambahkan toping es krim vanilla dan stroberi diatasnya. Kerjasama yang mengasyilkan di dapur. Kami pun makan bersama hangat-hangat sambil menonton tv.
Alhamdulillah semua suka kuenya, bahkan Zafran adik Nafeeza mau makan sendiri.
Terima kasih kerjasamanya ya, Nak. Alhamdulillah kuenya enak dan semua menikmati dengan gembira.
#Tantangan10hari
#Game9
#KelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#day10
#ThinkCreative
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Membuat Buku Memo Sendiri
Hari sudah beranjak malam, tapi Nafeeza masih saja belum bisa tidur. Saya yang sudah mulai mengantuk, mengajaknya untuk segera beristirahat. Namun, Feeza masih saja menolak.
"Aku mau bikin buku dulu Ma," jawab Feeza sambil menggunting beberapa lembar kertas dari buku dan mencari lem untuk digunakan.
Saya hanya memperhatikannya, dan membiarkan ia berkreasi. Kali ini proses kreatifnya adalah merombak buku yang sudah ada, dan membuatnya kembali.
Tak lama kemudian, ia memberikan bukunya, kemudian menuliskan beberapa kata disana. Bukan hasil sempurna dan bagus yang harus tercipta disini, namun semangat berusaha dan pantang menyerahlah yang saya hargai.
Semangat Nafeeza, Mama mendukungmu.
Anak yang dilatih sejak dini untuk berkreasi akan semakin terampil dan percaya diri dikemudian hari. Aamiin...
#Tantanganlevel9
#KelasBunsay
#day9
#InstitutIbuProfesional
#Thinkcreative
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Kejutan Manis dari Nafeeza
"Mama, Papa, ini aku punya kejutan untuk Mama sama Papa", kata Nafeeza. Ternyata ia diam-diam membuat kartu ucapan untuk orang tuanya.
Kami yang baru pulang habis bepergian, sedang istirahat leyeh-leyeh di kasur. Begitu mendapat hadiah dari Nafeeza, saya terharu dibuatnya. Ada ucapan terima kasih disana.
Saya bertanya pada Nafeeza, "Ini ucapan terima kasih untuk apa?", Nafeeza tambah pinter yang sekarang, ucap saya sambil memeluknya.
Ada rasa haru dalam hati ketika mendapat ucapan terima kasih yang langsung ditulis oleh goresan tangannya. "Nafeeza mau berterima kasih sama Mama dan Papa karena udah baik sama aku", Jawabnya.
Papanya yang juga ada di kamar, langsung memeluknya. "Feeza sudah besar ya sekarang, sudah bisa membuat karya." Kami pun berpelukan bersama.
Momen seperti ini yang spontan tercipta, akan jadi kenangan manis suatu saat nanti saat ia dewasa. Kami pun sayang kamu, Nak.
#day8
#Tantangan10hari
#Level9
#KelasBundaSayang
#InstitutIbu Prodesional
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Bermain Kata
Bermain kata-kata adalah permainan yang sering kami lakukan tanpa butuh peralatan apapun. Nafeeza senang dengan permainan ini.
Tiba-tiba saja terlintas ide saya untuk melanjutkan kalimat setelah lawan bicara selesai bercerita. Kami bergantian menyusun kalimat. Kalimat itu harus saling berkaitan membentuk dongeng yang utuh.
Ada banyak ide yang muncul seketika, dan Nafeeza senang sekali. Ia antusias menceritakan berbagai hal. Mulai dari singa, kancil, dan serigala hingga banyalnya yang bernama Muni.
Semua ini spontan ide kreatif yang digali. Saya juga senang bercerita dengannya. Kini ia semakin pandai merangkai kalimat.
#KuliahBunsay
#day7
#ThinkCreative
Tiba-tiba saja terlintas ide saya untuk melanjutkan kalimat setelah lawan bicara selesai bercerita. Kami bergantian menyusun kalimat. Kalimat itu harus saling berkaitan membentuk dongeng yang utuh.
Ada banyak ide yang muncul seketika, dan Nafeeza senang sekali. Ia antusias menceritakan berbagai hal. Mulai dari singa, kancil, dan serigala hingga banyalnya yang bernama Muni.
Semua ini spontan ide kreatif yang digali. Saya juga senang bercerita dengannya. Kini ia semakin pandai merangkai kalimat.
#KuliahBunsay
#day7
#ThinkCreative
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Rekam Jejak Mendongengmu
Pernah mendengar suara sendiri setelah bercerita? Kali ini Nafeeza sedang praktek mendongeng sambil rekaman.
Setiap kali bercerita ia spontan mengeluarkan ide yang ada dikepalanya. Setelah itu, ia bisa mengoreksi apa dongengnya bagus atau tidak. Enak didengar, atau ada kata-kata yang salah dan tidak lancar diucapkan.
Alhamdulillah dengan kegiatan ini, kosakatanya setiap hari bertambah. Ia pun semangat sekali belajar mendongeng lagi dan lagi. Dongeng tak hanya sekedar belajar berkata, ada suara, mimik muka, konsep yang diusung dan juga nilai moral yang ingin disampaikan.
Semoga istiqomah ya belajarnya sayang. Mama selalu mendukungmu.
#day 6
#tantanganlevel9
#kelasbunsay
#IIP
Setiap kali bercerita ia spontan mengeluarkan ide yang ada dikepalanya. Setelah itu, ia bisa mengoreksi apa dongengnya bagus atau tidak. Enak didengar, atau ada kata-kata yang salah dan tidak lancar diucapkan.
Alhamdulillah dengan kegiatan ini, kosakatanya setiap hari bertambah. Ia pun semangat sekali belajar mendongeng lagi dan lagi. Dongeng tak hanya sekedar belajar berkata, ada suara, mimik muka, konsep yang diusung dan juga nilai moral yang ingin disampaikan.
Semoga istiqomah ya belajarnya sayang. Mama selalu mendukungmu.
#day 6
#tantanganlevel9
#kelasbunsay
#IIP
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
3 Langkah Menulis Kreatif ala Nafeeza
Proses kreativitas mencakup tiga hal, salah satunya adalah membuat kreasi baru yang belum pernah ada.
Langkah ini ternyata dialami oleh Feeza dalam menuliskan cerita. Awalnya ia hanya melihat saya menulis, kemudian sering mendengar cerita di tv ataupun you tube, dan sekarang, ia langsung menuliskan semua imajinasinya dalam satu rangkaian cerita.
Ini 3 langkah berkreasi dalam menulis yang dilakukan nafeeza :
# menulis langsung berdasarkan imajinasi.
# membaca ulang cerita yang sudah menuliskannya.
# menceritakan ulang hasil tulisannya kepada orang lain atau merekam hasil ceritanya dan mendengarkan dikemudian hari.
Dengan 3 langkah ini, Nafeeza bisa menemukan kesalahan dalam menulis. Baik itu berupa salah ketik atau alur cerita yang tidak berkaitan.
Biasanya ia membacakannya didepan saya dan saya langsung mengkritik dimana kesalahannya.
Lambat laun, dengan cara ini ia bisa merangkai cerita semakin baik setiap harinyà. Perlahan, ia mulai tau bagaimana cara menuliskan kata-kata yang dianggapnya sulit.
Alhamdulillah saya belum pernah mengajarkannya membaca dan menulis dengan mengeja, tetapi ia bisa membaca dan menulis sendiri karena kemauannya.
Jangan menyerah menggapai mimpimu ya Nak. Semoga cita-citamu tercapai. Aamiin...
#Tantangan10hari
#Game Level9
#KelasBunsay
#InstitutIbuProfesional
#day 5
Langkah ini ternyata dialami oleh Feeza dalam menuliskan cerita. Awalnya ia hanya melihat saya menulis, kemudian sering mendengar cerita di tv ataupun you tube, dan sekarang, ia langsung menuliskan semua imajinasinya dalam satu rangkaian cerita.
Ini 3 langkah berkreasi dalam menulis yang dilakukan nafeeza :
# menulis langsung berdasarkan imajinasi.
# membaca ulang cerita yang sudah menuliskannya.
# menceritakan ulang hasil tulisannya kepada orang lain atau merekam hasil ceritanya dan mendengarkan dikemudian hari.
Dengan 3 langkah ini, Nafeeza bisa menemukan kesalahan dalam menulis. Baik itu berupa salah ketik atau alur cerita yang tidak berkaitan.
Biasanya ia membacakannya didepan saya dan saya langsung mengkritik dimana kesalahannya.
Lambat laun, dengan cara ini ia bisa merangkai cerita semakin baik setiap harinyà. Perlahan, ia mulai tau bagaimana cara menuliskan kata-kata yang dianggapnya sulit.
Alhamdulillah saya belum pernah mengajarkannya membaca dan menulis dengan mengeja, tetapi ia bisa membaca dan menulis sendiri karena kemauannya.
Jangan menyerah menggapai mimpimu ya Nak. Semoga cita-citamu tercapai. Aamiin...
#Tantangan10hari
#Game Level9
#KelasBunsay
#InstitutIbuProfesional
#day 5
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Friday, November 17, 2017
Mendongeng itu Mengasyikkan
Dongeng memang tak asing lagi untuk Feeza. Sejak usianya 2 tahun, ia sudah bisa menirukan gaya saya bercerita saat membacakan buku serial anak soleh.
Ia memang sangat menyukai dongeng. Bisa dibilang, tiada hari tanpa mendongeng. Semangatnya tak pernah padam atau luntur karena sakit, mendongeng itu nomor satu buatnya.
Saya mendaftarkannya pada kelas mendongeng dengan kak Niakuri. Ia sangat antusias sekali. Wajahnya sumringah ketika tau saya sudah mendaftarkan namanya mengikuti kelas tersebut.
Minggu kedua, ia tidak enak badan. Sebetulnya sedang flu dan batuk. Namun, ketika saya menanyakan perihal kelas mendongengnya, ia tak pernah mau absen. Dengan mantap menjawab," aku mau ikut kelas mendongeng."
Keesokan harinya saat kelas berlangsung, ia tak menampakkan wajah sedih karena sedang sakit. Sakitnya seolah hilang karena sudah bertemu teman dan gurunya dikelas ini.
Mulailah ia mendengarkan materi yang disampaikan Ka Niakuri, belajar sedikit mempraktekkannya. Tangannya selalu sigap keatas menandakan ia siap menjadi yang pertama.
Tanpa saya duga, ia dengan spontan mendongeng mengenai kebakaran hutan. Cerita yang cukup menarik untuk anak seusianya. Ia memang sudah pandai berimajinasi sekarang.
Setiap hari, selalu saja ada sesi mendongeng dalam kegiatannya. Saya dan adiknya selalu diajak turut serta. Saya diminta mendongeng spontan tanpa buku. Saat mendongeng harus sesuai dengan karakter yang ia minta.
Apapun karyanya, saya mulai menikmatinya. Ia sudah bisa dengan cepat merangkai kalimat. Jika memang cita-citanya suatu saat nanti menjadi pendongeng, saya harap bisa menemaninya dan melihat kemajuan yang diraihnya.
#Tantangan10hari
#Level9
#KelasBundaSayang
#ThinkCreative
#InstitutIbuProfesional
#Day4
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Berani Menggoreskan Warna
Pagi ini Feeza tidak sekolah karena badannya sedang tidak fit. Beberapa kali batuk karena gatal dan hal itu cukup mengganggu. Oleh karena itu saya menyarankannya untuk istirahat dirumah saja.
Tiba-tiba saja ia mengusulkan untuk mewarnai gambar bintang. Ia ingin mewarnai full colour seluruh halaman.
Saya menyetujui idenya untuk mewarnai, saya mulai mencari gambar bintang di google, dan memilihnya bersama. Saat pencarian gambar, ada gambar Hello Kitty yang lebih menarik menurutnya.
Ia lebih memilih gambar itu, kemudian meminta saya mencetaknya.
Tak lama kemudian, saya melihat ia mewarnai Hello kitty. Mulai dari warna putih di mukanya, bajunya, dan awan dibelakangnya.
Saya bangga melihat usahanya untuk mewarnai sendiri kertas tersebut. Biasanya, jika diminta untuk mewarnai hanya ada dua bagian gambar yang berwarna. Atap rumah, dan pelangi.
Alhamdulillah, kini ia mau berusaha sendiri. Saya senang melihat hasilnya yang penuh warna. Ia juga mau diberi masukan ketika ada beberapa bagian yang masih berwarna putih.
"Ka, yang ini masih ada putih-putihnya, ayo warnai lagi!"pinta saya.
Ia pun bersemangat mewarnainya kembali. Hingga hasil akhirnya kini terlihat lebih baik lagi.
Senang melihatnya bisa berkreasi sendiri sesuai keinginannya. Semoga kedepannya hasil mewarnai kaka semakin baik ya😘
#Tantangan10hari
#day3
#kelasbundasayang
#InstitutIbuProfesional
#Thinkcreative
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Wednesday, November 15, 2017
3 Biji Tanaman yang Bisa Ditanam Ulang
Berbagai biji tumbuhan sering kita
jumpai dari sisa makanan yang kita makan. Terkadang kita lupa akan manfaatnya
yang bisa ditanam kembali hingga menjadi tanaman yang bermanfaat. Beberapa kali
hanya membuangnya, dan masuk ke dalam tempat sampah. Teringat pelatihan
berkebun yang pernah saya ikuti, saya mencoba mengeringkan 3 biji tanaman yang
berasal dari sisa makanan ini, yaitu biji melon golden, biji kabocha dan biji
cabai hijau gendot.
Saya mencoba menanam 3 biji tersebut
pada pot yang ada di halaman rumah. Sebelumnya, tanah yang ada saya gemburkan
dengan mengaduk-aduk tanahnya, kemudian mencampurnya dengan sekam. Kebetulan saya
memang membeli beberapa karung tanah yang sudah dicampur dengan kompos sebelum
saya melahirkan anak kedua. Namun sempat terbengkalai setelah saya melahirkan.
Setiap hari saya menyiramnya bersama
kedua anak saya. Senang sekali setiap hari mengamati biji tanaman yang mulai
tumbuh perlahan. Saya bisa menyisipkan pelajaran biologi didalamnya mngenai
bagian tanaman. daun, akar, batang,bunga, dan jenis-jenis daunnya. Kini mereka
sudah mengenal kebiasaan menyiram setiap pagi dan sore hari.
Setelah pengamatan beberapa hari,
kini mereka sering melaporkan sendiri jika melihat ada perkembangan tumbuhan
yang ditanam. “Ma, lihat daunnya sudah mulai besar. Ma, tanamannya sudah
merambat sekarang.” Alhamdulillah… kini biji tanaman itu tumbuh dan bisa
bermanfaat di kemudian hari. Insya Allah.
Bahagia rasanya melihat biji tanaman
yang dulu terbuang, kini bisa dimanfaatkan kembali. Selain itu, anak-anak yang
ikut terlibat menjaga tanaman bisa belajar bersama. Semoga esok hari kita bisa
menanam jenis tanaman lain ya, Nak.
#Tantangan10Hari
#KelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#ThinkCreative
#Day2
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Bermain Air Melatih Kekuatan Otot Tangan
Bermain Air
Melatih Kekuatan Otot Tangan
Kali ini game level 9 kelas Bunda
Sayang yang saya ikuti memiliki topik melatih kreativitas. Anak, Ibu, dan Ayah
bisa terlibat didalamnya. Kreativitas tercipta dari 3 proses, menumbuhkan
kembali cara kreatif yang sudah ada, memodifikasi ulang cara yang ada dengan
tambahan inovasi, dan membuat inovasi yang baru. Semua anak dilahirkan kreatif
dan memiliki pola piker yang berbeda satu dengan yang lain. Kita hanya tinggal
melihat, mengamati, dan mengarahkan.
Awalnya saya belum mempunyai ide
untuk bermain dengan anak-anak. Seperti biasa setiap pagi anak yang sulung
sudah berangkat ke sekolah, sambil mengisi waktu menunggu kakaknya pulang, saya
dan Zafran anak saya yang kedua mulai bermain. Awalnya saya hanya membiarkannya
berjalan di halaman depan. Melatih otot kakinya yang sedang melancarkan jalan
agar seimbang. Namun lama kelamaan ia merasa bosan. Saya mengajaknya masuk
kedalam rumah.
“Aha, Mama ada ide Zaf, Kita main
air yuk!” ajak saya pada Zafran.
Saya
menyiapkan baskom, wadah dari berbagai ukuran dan bentuk, serta corong dan
gelas takar. Saya mengisi gelas takar tersebut dengan air 500 mL. zafran
terlihat gembira dan antusias melihat air. Saya memberinya contoh,bagaimana
cara menuangkan air kedalam botol, kemudian menuangkannya lagi kedalam tempat
minum, dan seterusnya. Hingga semua tempat terisi air secara bergantian. Saya mencontohkannya
dengan menggunakan bantuan corong.
Zafran
mulai mencobanya sendiri, Otot tangannya memang terlihat lebih kuat sekarang. Dia
sudah mampu mengangkat benda-benda yang sedikit lebih berat dan memindahkannya
kelain tempat. Perlahan Ia menuangkan air. Mulanya menuangkan ke pinggir,
tepatnya samaseperti menumpahkan air, kemudian saya mencontohkan dengan
menggunakan corong, kini ia menuang air tidak tumpah terlalu banyak.
Tak terasa waktu semakin bergulir,
jarum jam dinding sudah menunjukkan pukul 11 siang, waktunya Zafran makan buah
dan istirahat. Senang sekali rasanya melihat Ia aktif mencoba, walaupun baginya
dirasa sebagai sebuah permainan, namun sebetulnya Ia sedang melatih kekuatan
tangannya dengan permainan sederhana. Terima kasih sayang, Mama senang dan
bangga atas semua usahamu.
#Gamelevel9
#kelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#InstitutIbuProfesional
#Thinkcreative
#Tantangan10hari
#Day1
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Saturday, November 11, 2017
Mari Belajar Arti Kreativitas
Apa kabar Bunda semua?
Sebagai orang tua tentunya kita sering membersamai anak dalam setiap kegiatannya. Banyak hal baru yang diajarkan pada mereka, ternyata membuat kita terkadang melupakan sisi kreativitas dari sudut pandang anak.
Ada beberapa hal yang membuat anak terhambat dalam menuangkan ide kreatifnya. Diantaranya :
- perbedaan sudut pandang orang tua dan anak
- anak sering diberi pernyataan sesuai kehendak orang tuanya (dogma yang dipaksakan)
-Anak dipaksa berpikir dalam satu kotak kerangka pemikiran yang sama
Hal ini menjadikan anak berpikir statis dan tidak berani mencoba pemikiran baru sesuai idenya. Padahal kita tak pernah tau, apa yang akan terjadi jika anak berusaha menuangkan ide kreatifnya menjadi sebuah hasil karya. Bisa jadi ide tersebut merupakan sebuah inovasi baru yang bermanfaat bagi orang banyak.
Oleh karena itu, Mari kita rubah perilaku kita dan selalu ada disamping mereka ketika sedang mengeksekusi karya kreatifnya.
Diskusi yang dilaksanakan di wa grup Kelas Bunda sayang tentang kreatif memunculkan banyak pendapat mengenai apa arti kreatif. Beberapa diantaranya adalah :
Kreatif itu
✅ selalu banyak ide
✅ aktivitas unik
✅ mencipta hal baru
✅ modifikasi dari yang sudah ada
Semua bebas berpendapat mengenai kreatifitas. Ditengah diskusi, kami sangat tertohok dengan beberapa tips yang perlu dilakukan saat membersamai anak menuju kreatif. Diantaranya adalah :
✏Ubah sudut pandang
Ternyata perbedaan sudut pandang menyebabkan kita melihat suatu kasus dengan hal yang berbeda. Seperti gambar yang kami lihat, jika fokus pada warna hitam, hanya terlihat bangunan hitam berupa siluet, namun jika fokus pada warna putih akan terlihat tulisan LIFT.
✏Jangan Terburu-buru berasumsi
Membersamai anak belajar terkadang membuat kita terburu-buru berasumsi bahwa apa yang dikerjakannya salah, tidak proporsional, dan sebagainya. Inilah hal yang salah, baiknya kita biarkan pendapatnya, dampingi, dan perbanyaklah pertanyaan.
✏Outside The Box Thinking
Jangan biarkan anak-anak hanya berpikir sebatas pengalaman dan pengetahuan kita saja. Biarkan mereka berpendapat dan menemukan hal baru lainnya.
Dalam prosesnya kreativitas ini mencakup tiga hal yaitu :
💭Evolusi
Memunculkan kembali ide lama
🎡Sintesis
Menggabungkan dua ide menjadi satu inovasi yang baru
📈 Revolusi
Ide yang benar-benar baru tercipta, sebuah inovasi segar hasil pemikiran kita
Proses kreativitas ini memang sangat panjang, baik ibu dan anak berharap bisa menuangkan idenya dalam hasil karya yang berharga dan bermanfaat. Tau kah Bunda, ternyata bukan hanya anak yang sering terpatok kreativitasnya? Hasil diskusi kami kemarin, seorang Ibu sering mengalami hambatan dalam berkreasi diantaranya karena kita sering minder, mental blok (diri sendiri sudah berpikiran tidak bisa), pengaruh lingkungan, dll.
Demikian hasil diskusi kami mengenai kreativitas di grup Bunda sayang IIP Bandung, semoga bermanfaat.
Sumber bacaan :
Diskusi bersama WAgrup #KelasBunsayIIP Bandung
#KuliahBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#ThinkCreative
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Thursday, October 5, 2017
Aliran Rasa Cerdas Finansial
Alhamdulillah selesai juga tugas di level 8. Sedikit banyaknya, saya dapat ilmu baru mengajak anak untuk cerdas membelanjakan uangnya.
Cerdas finansial lebih baik diterapkan sejak dini. Jika anak sudah mengerti arti uang sebagai alat tukar, sang Ibu bisa mengajarkannya perlahan. Mulai dari yang sederhana, hingga nominal yang besar.
Perlahan, kami akan belajar terus dalam cerdas finansial ini. Semoga pelajaran di game level 8 ini, membekas di ingatan Feeza, sehingga terbiasa untuk mengelola uang dengan baik hingga ia dewasa.
Tentunya anak akan belajar terlebih dahulu dari orang tuanya. Kita harus memberikan teladan yang baik dengan bersikap hemat dan mengedepankan prioritas dan kebutuhan dibanding keinginan.
Bismillah, belajar membersamai anak, memberikan teladan.
#Aliran rasa game level 8
#kuliahbundasayangIIP
#cerdasfinansial
#Rejekiitupastikemuliaanharusdicari
Cerdas finansial lebih baik diterapkan sejak dini. Jika anak sudah mengerti arti uang sebagai alat tukar, sang Ibu bisa mengajarkannya perlahan. Mulai dari yang sederhana, hingga nominal yang besar.
Perlahan, kami akan belajar terus dalam cerdas finansial ini. Semoga pelajaran di game level 8 ini, membekas di ingatan Feeza, sehingga terbiasa untuk mengelola uang dengan baik hingga ia dewasa.
Tentunya anak akan belajar terlebih dahulu dari orang tuanya. Kita harus memberikan teladan yang baik dengan bersikap hemat dan mengedepankan prioritas dan kebutuhan dibanding keinginan.
Bismillah, belajar membersamai anak, memberikan teladan.
#Aliran rasa game level 8
#kuliahbundasayangIIP
#cerdasfinansial
#Rejekiitupastikemuliaanharusdicari
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Saturday, September 30, 2017
Menghias Celengan Tanah Liat
Emak pasti senang jika anaknya sudah pandai mengelola tabungan sejak dini. Saya senang karena Feeza sekarang sudah otomatis menabungkan sisa uangnya dan masuk kedalam celengan.
Suatu hari kami berjalan-jalan ke Dago Dream Park. Disana ada pojok untuk menghias celengan tanah liat. Feeza langsung mengajak saya kesana, ia ingin mencobanya.
Kami pun bertanya pada petugasnya, dan membeli celengan bebek untuk dicat dengan cat acrilic. Ia pun mulai berkreasi sendiri. Mengecat bebek dengan beragam warna. Siang hari akhirnya selesai juga bebeknya dicat.
Sesampainya dirumah, dengan semangat ia langsung memasukkan uang kedalam celengannya. Alhamdulillah... celengannya bertambah lagi.
Semoga esok semakin rajin menabung ya Feeza😀
#Tantangan10hari
#kuliahBunsayIIP
#CerdasFinansial
#day10
Suatu hari kami berjalan-jalan ke Dago Dream Park. Disana ada pojok untuk menghias celengan tanah liat. Feeza langsung mengajak saya kesana, ia ingin mencobanya.
Kami pun bertanya pada petugasnya, dan membeli celengan bebek untuk dicat dengan cat acrilic. Ia pun mulai berkreasi sendiri. Mengecat bebek dengan beragam warna. Siang hari akhirnya selesai juga bebeknya dicat.
Sesampainya dirumah, dengan semangat ia langsung memasukkan uang kedalam celengannya. Alhamdulillah... celengannya bertambah lagi.
Semoga esok semakin rajin menabung ya Feeza😀
#Tantangan10hari
#kuliahBunsayIIP
#CerdasFinansial
#day10
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Anak Suka Jajan ? Mari Jadi Teladan
Anak-anak pastilah memiliki keinginan untuk membelanjakan sesuatu, baik berupa barang atau makanan. Biasanya mereka meminta uang jajan. Namun, apakah jajan ini baik atau tidak ? Tentunya kita perlu mencontohkannya kepada anak. Jajan diperbolehkan asalkan mengutamakan kebutuhan yang utama. Tidak sembarang barang atau makanan bisa mereka beli dengan seenaknya. Ada beberapa makanan dan barang yang perlu pengawasan orang tua untuk membelinya. Misalnya jajanan tidak sehat dengan pengawet dan pewarna tekstil, ataupun barang yang penggunaannya tidak dibutuhkan oleh anak kita.
Pola jajan anak memang tergantung kebiasaan. Anak yang terbiasa jajan ke warung dan bisa meminta uang seenaknya akan terbiasa begitu hingga ia dewasa. Kita perlu memberi pengertian pada anak agar mereka mengerti. Begitu pula dengan barang yang tidak berguna. Jika dirumah ada beberapa, tak perlu kita mengijinkannya untuk membelinya lagi.
Nafeeza pernah meminta saya membelikan slime saat berjalan-jalan ke swalayan membeli kebutuhan bulanan. Saya memberi pengertian padanya agar ia tidak membelinya terus menerus, karena stok slime yang ada dirumah masih ada. Dengan kecewa, ia menolak penjelasan saya. Tetap merajuk ingin membeli. Namun, saya menjelaskan kembali bahwa slime miliknya belum semua terpakai. Slime hanya akan dibeli dan dimainkan sebentar kemudian dilupakan. Maka akhirnya ia mengerti, dan tidak merajuk lagi untuk membeli slime.
Alhamdulillah... saya bisa memberikan penjelasan padanya. Jika anak punya keinginan jajan, kita sebagai orang tua memang perlu mencontohkan jajan itu untuk keperluan yang utama, jangan menghamburkan uang dan boros dalam pembelanjaan. Orang tua teladan juga akan menghemat pengeluaran, dan bijak dalam pengeluaran. Kita juga tidak boleh mencontohkan pembelian barang yang tidak perlu. Jajan Acesoris wanita yang mahal misalnya.
Semoga anak kita mengerti dan semakin bijak dalam membelanjakan uang jajannya, ya Ma😄
#Tantangan10hari
#KuliahBunsayIIP
#CerdasFinansial
#Day9
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
Pola jajan anak memang tergantung kebiasaan. Anak yang terbiasa jajan ke warung dan bisa meminta uang seenaknya akan terbiasa begitu hingga ia dewasa. Kita perlu memberi pengertian pada anak agar mereka mengerti. Begitu pula dengan barang yang tidak berguna. Jika dirumah ada beberapa, tak perlu kita mengijinkannya untuk membelinya lagi.
Nafeeza pernah meminta saya membelikan slime saat berjalan-jalan ke swalayan membeli kebutuhan bulanan. Saya memberi pengertian padanya agar ia tidak membelinya terus menerus, karena stok slime yang ada dirumah masih ada. Dengan kecewa, ia menolak penjelasan saya. Tetap merajuk ingin membeli. Namun, saya menjelaskan kembali bahwa slime miliknya belum semua terpakai. Slime hanya akan dibeli dan dimainkan sebentar kemudian dilupakan. Maka akhirnya ia mengerti, dan tidak merajuk lagi untuk membeli slime.
Alhamdulillah... saya bisa memberikan penjelasan padanya. Jika anak punya keinginan jajan, kita sebagai orang tua memang perlu mencontohkan jajan itu untuk keperluan yang utama, jangan menghamburkan uang dan boros dalam pembelanjaan. Orang tua teladan juga akan menghemat pengeluaran, dan bijak dalam pengeluaran. Kita juga tidak boleh mencontohkan pembelian barang yang tidak perlu. Jajan Acesoris wanita yang mahal misalnya.
Semoga anak kita mengerti dan semakin bijak dalam membelanjakan uang jajannya, ya Ma😄
#Tantangan10hari
#KuliahBunsayIIP
#CerdasFinansial
#Day9
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Ingin Anak Cerdas Finansial ? Simak Tipsnya
Setiap Orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Dalam hal mengelola keuangan, belajar sejak dini merupakan pilihan tepat agar menjadi kebiasaan kelak saat ia dewasa. Lalu bagaimana cara agar mereka mau belajar mengelola keuangannya ?
Mari simak beberapa tips berikut ini :
a. Berikan contoh keteladanan mengelola keuangan
Sebelum berharap terlalu jauh, mari kita melirik diri sendiri terlebih dahulu. Apakah kita sudah mencontohkan pengelolaan keuangan yang bijak?
Berikan contoh bagaimana membelanjakan uang yang baik. Salahsatunya dengan mengedepankan prioritas kebutuhan, bukan keinginan. Jika sedang berbelanja ke swalayan membeli kebutuhan bulanan, kita bisa mengajak mereka untuk melihat kebutuhan rutin sehari-hari.
b. Buat Pola Pembelanjaan Keuangan Rutin
Perkenalkan kepada anak pos pembelanjaan rutin. Mana yang pokok dan yang tidak. Ajak anak untuk mengenal setiap pos pengeluaran. Dengan demikian, jika anak memiliki keinginan untuk jajan atau membeli barang tertentu, ia akan mengetahui mana yang harus didahulukan.
C. Disiplin dan Tidak Menawarkan Pembelian Barang
Terkadang jika sedang berbelanja atau jalan-jalan ada barang-barang lucu yang ingin dibeli. Pastinya kita selalu ingat dengan anak kita tercinta. Godaannya sungguh berat, hehehe...
Namun demikian, kita perlu membiasakan untuk menanamkan kebutuhan yang utama, baru keinginan. Jika kita terbiasa menawarkan barang, walaupun ia tidak memintanya atau membutuhkannya, maka ia akan terbiasa meminta barang tersebut bahkan dengan memaksa.
D. Ajarkan Cara Memperoleh Uang
Melalui program Market Day, atau program lainnya, kita bisa mengajarkan anak cara memperoleh uang. Ajarkan bagaimana caranya berjuang, uang tidaklah mudah untuk didapat.
Saya sudah mulai melaksanakan keempatnya perlahan. Kedua anak saya diajak berbelanja untuk kebutuhan pokok. Selain itu, market day sudah dilaksanakan di sekolah. Semoga semakin besar kedua anak saya bisa mengelola uang lebih bijak lagi. Aamiin.
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#GameLevel8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Day8
Mari simak beberapa tips berikut ini :
a. Berikan contoh keteladanan mengelola keuangan
Sebelum berharap terlalu jauh, mari kita melirik diri sendiri terlebih dahulu. Apakah kita sudah mencontohkan pengelolaan keuangan yang bijak?
Berikan contoh bagaimana membelanjakan uang yang baik. Salahsatunya dengan mengedepankan prioritas kebutuhan, bukan keinginan. Jika sedang berbelanja ke swalayan membeli kebutuhan bulanan, kita bisa mengajak mereka untuk melihat kebutuhan rutin sehari-hari.
b. Buat Pola Pembelanjaan Keuangan Rutin
Perkenalkan kepada anak pos pembelanjaan rutin. Mana yang pokok dan yang tidak. Ajak anak untuk mengenal setiap pos pengeluaran. Dengan demikian, jika anak memiliki keinginan untuk jajan atau membeli barang tertentu, ia akan mengetahui mana yang harus didahulukan.
C. Disiplin dan Tidak Menawarkan Pembelian Barang
Terkadang jika sedang berbelanja atau jalan-jalan ada barang-barang lucu yang ingin dibeli. Pastinya kita selalu ingat dengan anak kita tercinta. Godaannya sungguh berat, hehehe...
Namun demikian, kita perlu membiasakan untuk menanamkan kebutuhan yang utama, baru keinginan. Jika kita terbiasa menawarkan barang, walaupun ia tidak memintanya atau membutuhkannya, maka ia akan terbiasa meminta barang tersebut bahkan dengan memaksa.
D. Ajarkan Cara Memperoleh Uang
Melalui program Market Day, atau program lainnya, kita bisa mengajarkan anak cara memperoleh uang. Ajarkan bagaimana caranya berjuang, uang tidaklah mudah untuk didapat.
Saya sudah mulai melaksanakan keempatnya perlahan. Kedua anak saya diajak berbelanja untuk kebutuhan pokok. Selain itu, market day sudah dilaksanakan di sekolah. Semoga semakin besar kedua anak saya bisa mengelola uang lebih bijak lagi. Aamiin.
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#GameLevel8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Day8
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Ayo Pilah Uang Tabunganmu
Nafeeza kini mulai memahami fungsi uang. Setelah perolehan jualannya ditabung, Ia mencetuskan ide untuk membeli lagi celengan baru yang besar untuk menabung selanjutnya, karena celengan lamanya sudah penuh. Mendengar idenya, saya menawarkan alternatif lain untuk membuat celengan sendiri.
Ide membuat celengan sendiri sebenarnya sudah lama terbersit. Namun, pelaksanaannya belum juga dikerjakan. Selain sibuk dengan kegiatan rutin, saya memang belum sempat membuatkannya. Saya mengajukan ide membuat celengan dengan memanfaatkan botol bekas susu herbalife yang ada dirumah. Kebetulan neneknya yang mengkonsumsi rutin, memiliki banyak botol bekas herbalife tersebut.
"Nafeeza, kita buat celengan dari botol bekas,yuk!" Ajak saya. "Kita buat 3 celengan , 1 untuk menabung (digunakan untuk keperluan mendadak yang mendesak), 1 untuk sedekah, 1 lagi untuk jatah jajan Feeza," Ujar saya.
Kita hias botolnya dengan cat acrilic dan menempelkan kertas decoupage sebagai hiasannya. Nafeeza setuju dengan ide saya. Kini jika mempunyai uang, maka akan ada 3 pos pengeluaran sesuai rencana.
Kami mulai mengumpulkan botol bekasnya, menyiapkan catnya, dan kertas napkin decoupage. Sementara ide ini masih dalam tahap perencanaan karena kami belum berkunjung lagi ke rumah nenek Nafeeza. Walaupun begitu, jika ada uang Nafeeza tidak terus menerus minta jajan.
Satu minggu sekali saya memberinya jatah jajan, dan jika kebetulan sedang berkunjung ke masjid, Nafeeza mengingatkan saya untuk memasukkan uang ke kotak amal. Sementara sisa uang lainnya ditabung dalam dompet.
Saya berharap rencana kami segera terealisasi. Menyenangkan jika kita menghitung uang yang terkumpul walaupun jumlahnya belum besar. Belajar memilah pengeluaran untuk tabungan, sedekah, dan uang jajan ternyata mengasyikkan loh. Ayo kelola uang kita, Ma😀
#Tantangan10Hari
#GameLevel8
#KuliahBundaSayangIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#day7
Ide membuat celengan sendiri sebenarnya sudah lama terbersit. Namun, pelaksanaannya belum juga dikerjakan. Selain sibuk dengan kegiatan rutin, saya memang belum sempat membuatkannya. Saya mengajukan ide membuat celengan dengan memanfaatkan botol bekas susu herbalife yang ada dirumah. Kebetulan neneknya yang mengkonsumsi rutin, memiliki banyak botol bekas herbalife tersebut.
"Nafeeza, kita buat celengan dari botol bekas,yuk!" Ajak saya. "Kita buat 3 celengan , 1 untuk menabung (digunakan untuk keperluan mendadak yang mendesak), 1 untuk sedekah, 1 lagi untuk jatah jajan Feeza," Ujar saya.
Kita hias botolnya dengan cat acrilic dan menempelkan kertas decoupage sebagai hiasannya. Nafeeza setuju dengan ide saya. Kini jika mempunyai uang, maka akan ada 3 pos pengeluaran sesuai rencana.
Kami mulai mengumpulkan botol bekasnya, menyiapkan catnya, dan kertas napkin decoupage. Sementara ide ini masih dalam tahap perencanaan karena kami belum berkunjung lagi ke rumah nenek Nafeeza. Walaupun begitu, jika ada uang Nafeeza tidak terus menerus minta jajan.
Satu minggu sekali saya memberinya jatah jajan, dan jika kebetulan sedang berkunjung ke masjid, Nafeeza mengingatkan saya untuk memasukkan uang ke kotak amal. Sementara sisa uang lainnya ditabung dalam dompet.
Saya berharap rencana kami segera terealisasi. Menyenangkan jika kita menghitung uang yang terkumpul walaupun jumlahnya belum besar. Belajar memilah pengeluaran untuk tabungan, sedekah, dan uang jajan ternyata mengasyikkan loh. Ayo kelola uang kita, Ma😀
#Tantangan10Hari
#GameLevel8
#KuliahBundaSayangIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#day7
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Lapar ? Buat Camilan Sendiri, Yuk !
Hai Emak semua, "apa anaknya senang camilan?"
Toss...kita sama Mak. Anak saya yang sulung sangat menyukai camilan homemade buatan emaknya. Biasanya dia meminta saya membuatkannya saat benar-benar lapar. Tandanya biasanya ia akan meminta saya dengan sedikit memohon. "Tolong dong Ma, bikinin aku kue bolu pisang."
Hmmm... kalau sudah begini, sepertinya saya tak bisa menolak, apalagi jika anaknya mengancam mogok makan. Walhasil, mau tak mau ya mengeluarkan segala peralatan membuat kue.
Mixer, timbangan kue, whisk, sendok, garpu, dan bahan kue lainnya. Kue bolu pisang memang bukanlah cemilan yang baru dibuat. Ini salah satu cemilan favorit anak saya, Nafeeza.
Sejak kecil, saya memang berusaha membuatkannya cemilan dirumah. Selain sehat, kebersihannya terjaga, juga kualitasnya dijamin enak. Manfaat lainnya kita bisa menghemat uang.
Biasanya resep camilan saya pilih dari bahan yang mudah didapat, dan harganya murah. Bolu pisang contohnya. Bolu pisang terbuat dari terigu serbaguna, pisang ambon, gula pasir, garam, telur, dan vanili. Ditambah mentega yang dilelehkan atau minyak sayur, serta taburan keju parut.
Caranya sederhana, hanya mengocok telur , gula pasir , garam dan vanili dengan mikser. Kemudian tambahkan pisang dan terigu( campuran terigu dan soda kue) setelah adonan putih berjejak. Terakhir masukkan mentega cair, kemudian panggang dalam oven. Panggang selama 45-50'.
Tadaaa.. selesai deh. Keluarkan dari oven. Camilan sederhana pun siap dinikmati bersama.
Camilan homemade, salah satu trik menyiasati keuangan keluarga.
Untuk lebih lengkapnya, berikut takaran untuk masing-masing bahan .
- telur 4 buah
-gula 240 gr
-garam setengah sdt
-vanili secukupnya
-terigu 310 gr
-minyak atau mentega 300ml atau 240 gr
- keju parut untuk taburan
-pisang 4 buah-6 buah tergantung ukuran
-1/2 sdt soda kue
Selamat mencoba ya, Mak. Semoga berhasil.
#Tantangan10hari
#gamelevel8
#KuliahBundaSayangIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial
#day6
Toss...kita sama Mak. Anak saya yang sulung sangat menyukai camilan homemade buatan emaknya. Biasanya dia meminta saya membuatkannya saat benar-benar lapar. Tandanya biasanya ia akan meminta saya dengan sedikit memohon. "Tolong dong Ma, bikinin aku kue bolu pisang."
Hmmm... kalau sudah begini, sepertinya saya tak bisa menolak, apalagi jika anaknya mengancam mogok makan. Walhasil, mau tak mau ya mengeluarkan segala peralatan membuat kue.
Mixer, timbangan kue, whisk, sendok, garpu, dan bahan kue lainnya. Kue bolu pisang memang bukanlah cemilan yang baru dibuat. Ini salah satu cemilan favorit anak saya, Nafeeza.
Sejak kecil, saya memang berusaha membuatkannya cemilan dirumah. Selain sehat, kebersihannya terjaga, juga kualitasnya dijamin enak. Manfaat lainnya kita bisa menghemat uang.
Biasanya resep camilan saya pilih dari bahan yang mudah didapat, dan harganya murah. Bolu pisang contohnya. Bolu pisang terbuat dari terigu serbaguna, pisang ambon, gula pasir, garam, telur, dan vanili. Ditambah mentega yang dilelehkan atau minyak sayur, serta taburan keju parut.
Caranya sederhana, hanya mengocok telur , gula pasir , garam dan vanili dengan mikser. Kemudian tambahkan pisang dan terigu( campuran terigu dan soda kue) setelah adonan putih berjejak. Terakhir masukkan mentega cair, kemudian panggang dalam oven. Panggang selama 45-50'.
Tadaaa.. selesai deh. Keluarkan dari oven. Camilan sederhana pun siap dinikmati bersama.
Camilan homemade, salah satu trik menyiasati keuangan keluarga.
Untuk lebih lengkapnya, berikut takaran untuk masing-masing bahan .
- telur 4 buah
-gula 240 gr
-garam setengah sdt
-vanili secukupnya
-terigu 310 gr
-minyak atau mentega 300ml atau 240 gr
- keju parut untuk taburan
-pisang 4 buah-6 buah tergantung ukuran
-1/2 sdt soda kue
Selamat mencoba ya, Mak. Semoga berhasil.
#Tantangan10hari
#gamelevel8
#KuliahBundaSayangIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial
#day6
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Kelola Uang THR, yuk !
Hai Emak semua, masih ingat dengan Masa pembagian THR. Saat hari raya Idul Fitri tiba, sama seperti anak lainnya, Feeza juga diberi uang THR ( tunjangan hari raya) oleh papa, opa, nenek, dan Uanya.
Hari itu, semua anak berlomba memasukkan uang hasil perolehannya dan menyimpannya baik-baik dalam tas atau dompet masing-masing. Begitu juga feeza. Ia memasukkan uangnya, dan mulai menghitung berapa lembar yang yang ia dapatkan.
Ada cerita lucu kala itu. Ia belum mengenal nilai nominal angka yang mana yang lebih besar dari uang lembaran kertas. Ia hanya memilih berdasarkan warna saja. Ia suka warna ungu yang bernilai 10.000 rupiah. Kala ditawari papanya uang yang berbeda nilainya, 10.000, 20.000, 50.000, dan 100.000 rupiah Ia dengan mudahnya langsung memilih uang 10.000 rupiah dan memasukkannya kedalam kantong.
Hal ini berlangsung sampai 2 kali.
Saudara sepupunya yang melihat, terlihat gemas dan ingin memberitahu Feeza bahwa uang 100.000 nilainya lebih besar. "Warna merah Feeza, ambil yang merah!" seru saudaranya.
Kali ketiga penawaran Papanya, Nafeeza sempat dibisiki saudara sepupunya untuk mengambil yang berwarna merah. Akhirnya Ia mengambil juga warna merah. Padahal, tadinya papanya akan membagikan 100.000 rupiah itu sebagai uang THR untuk sepupunya. Hehehe.. rugi bandar deh dia.
Kini uang THR itu masih tersimpan rapi dalam dompetnya. Ia bertekad akan membeli barang yang diinginkan dengan uang THR. Namun, jika ada keinginan untuk jajan, ia tidak membelanjakan semua uangnya. Saya memberikan jatah jajan padanya, dan ia pun setuju.
Uang THR selalu disimpan dengan keyakinan suatu hari akan membeli kucing untuk dipelihara.
Ya.. apapun kegunaannya, saya berharap Nafeeza bisa menggunakan sebaik mungkin untuk hal yang bermanfaat. Aamiin...
#Tantangan10hari
#gamelevel8
#KuliahBundaSayangIIP
#RejekiituPastiKemuliaanHarusDicari
#day5
#CerdasFinansial
Hari itu, semua anak berlomba memasukkan uang hasil perolehannya dan menyimpannya baik-baik dalam tas atau dompet masing-masing. Begitu juga feeza. Ia memasukkan uangnya, dan mulai menghitung berapa lembar yang yang ia dapatkan.
Ada cerita lucu kala itu. Ia belum mengenal nilai nominal angka yang mana yang lebih besar dari uang lembaran kertas. Ia hanya memilih berdasarkan warna saja. Ia suka warna ungu yang bernilai 10.000 rupiah. Kala ditawari papanya uang yang berbeda nilainya, 10.000, 20.000, 50.000, dan 100.000 rupiah Ia dengan mudahnya langsung memilih uang 10.000 rupiah dan memasukkannya kedalam kantong.
Hal ini berlangsung sampai 2 kali.
Saudara sepupunya yang melihat, terlihat gemas dan ingin memberitahu Feeza bahwa uang 100.000 nilainya lebih besar. "Warna merah Feeza, ambil yang merah!" seru saudaranya.
Kali ketiga penawaran Papanya, Nafeeza sempat dibisiki saudara sepupunya untuk mengambil yang berwarna merah. Akhirnya Ia mengambil juga warna merah. Padahal, tadinya papanya akan membagikan 100.000 rupiah itu sebagai uang THR untuk sepupunya. Hehehe.. rugi bandar deh dia.
Kini uang THR itu masih tersimpan rapi dalam dompetnya. Ia bertekad akan membeli barang yang diinginkan dengan uang THR. Namun, jika ada keinginan untuk jajan, ia tidak membelanjakan semua uangnya. Saya memberikan jatah jajan padanya, dan ia pun setuju.
Uang THR selalu disimpan dengan keyakinan suatu hari akan membeli kucing untuk dipelihara.
Ya.. apapun kegunaannya, saya berharap Nafeeza bisa menggunakan sebaik mungkin untuk hal yang bermanfaat. Aamiin...
#Tantangan10hari
#gamelevel8
#KuliahBundaSayangIIP
#RejekiituPastiKemuliaanHarusDicari
#day5
#CerdasFinansial
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Belajar Mengelola Uang
Market Day telah berakhir, saatnya menghitung perolehan uang hasil berjualan.
Nafeeza senang sekali melihat tumpukan uang 2000 rupiah yang tersimpan dalam kotak uang. Saatnya menghitung perolehannya. Bila dihitung total barang jualan 24 buah buntil x 4000 = 96.000 ditambah 15.000 kue x 4000 = 60.000
Maka hasilnya adalah 156.000.
Bismillah... mulailah kami menghitung hasilnya.
2000 ditambah 2000 ditambah... yeay... setelah dihitung ada 156.000 pas sesuai perkiraaan. Nafeeza sudah benar dalam bertransaksi. Alhamdulillah. Itu artinya tidak ada yang terlewat memberikan uangnya atau kurang bayar.
Saatnya menyimpan uang hasil jualan dan menabungkannya dalam celengan. Ia berencana untuk menabungkannya dahulu untuk keperluan membeli benda yang dibutuhkan esok hari.
Semoga istiqomah ya Feeza..😊
Mari kita menabung.
#gamelevel8
#tantangan10hari
#KuliahBundaSayangIIP
#day4
#Rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#cerdasfinansialsejakdini
Nafeeza senang sekali melihat tumpukan uang 2000 rupiah yang tersimpan dalam kotak uang. Saatnya menghitung perolehannya. Bila dihitung total barang jualan 24 buah buntil x 4000 = 96.000 ditambah 15.000 kue x 4000 = 60.000
Maka hasilnya adalah 156.000.
Bismillah... mulailah kami menghitung hasilnya.
2000 ditambah 2000 ditambah... yeay... setelah dihitung ada 156.000 pas sesuai perkiraaan. Nafeeza sudah benar dalam bertransaksi. Alhamdulillah. Itu artinya tidak ada yang terlewat memberikan uangnya atau kurang bayar.
Saatnya menyimpan uang hasil jualan dan menabungkannya dalam celengan. Ia berencana untuk menabungkannya dahulu untuk keperluan membeli benda yang dibutuhkan esok hari.
Semoga istiqomah ya Feeza..😊
Mari kita menabung.
#gamelevel8
#tantangan10hari
#KuliahBundaSayangIIP
#day4
#Rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#cerdasfinansialsejakdini
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Market Day is A Big Day
"Ma, aku mau siap-siap buat besok ya." Ujar Nafeeza. Besok ada kegiatan Market day disekolah. Ini bukan kali pertama kegiatan ini diadakan. Nafeeza sudah berpengalaman dan menjadi penjual sebanyak 3 kali. Senang rasanya, ia sudah bisa mengenal uang dan fungsinya. Uang yang diperkenalkan memang belum sebanyak orang dewasa. Ia masih perlahan belajar angka nominal uang yang tertera di lembaran 2000. Tugasnya kali ini berperan sebagai penjual lagi. Ia harus tahu harga barang jualannya, serta berapa banyak uang yang harus ia terima.
Sedikit cerita, market day memang rutin diadakan di tempat sekolah anak saya. Secara bergiliran semua berperan menjadi penjual dan pembeli. Melalui kegiatan ini diharapkan mereka mengerti fungsi uang dan nominal uang sebagai alat tukar. Selain itu, mereka paham bagaimana cara mendapatkan uang dan penghasilan yang didapatkan dari berjualan.
Beberapa kali berpengalaman sebagai penjual dan pembeli memang tidak membuat saya khawatir lagi seperti pertama kali ia berperan sebagai penjual. Ia sudah mengerti, harga barang jualannya 4000 rupiah. Artinya, uang yang harus diterima dari masing-masing pembeli adalah 2 lembar uang 2000 rupiah. Sebelum menyerahkan barangnya, ia diajarkan untuk melakukan akad jual beli. Artinya pembeli diberitahukan berapa harganya kemudian ia mengucapkan ingin membeli barang dan menyerahkan uangnya pada penjual. penjual menerima uang dan menyerahkan barang, kemudian mengucapkan terima kasih dan semoga bermanfaat. Alhamdulillah anak-anak sudah paham semua.
Persiapan malam hari pun dimulai, menyiapkan kotak uang penerimaan, daftar harga. Kotak untuk display barang, kertas origami sebagai hiasan, uang 2000 rupiah sebanyak 7 lembar (karena Nafeeza bergiliran sebagai pembeli), dan barang jualannya.
Nafeeza berjualan buntil dan kue kroket serta dadar gulung. Setelah dihitung buntil ada 24 buah, kue ada 15 paket. Semua dibandrol 4000 rupiah. Alhamdulillah proses jual beli lancar. Semua barang jualannya laku terbeli. Senang sekali ekspresinya, saat uang hasil jualannya banyak. Semua dikumpulkan dalam satu kotak, dan ia berniat menabung untuk keperluannya kelak. Sungguh bahagia rasanya melihat anak sulung saya sudah mengerti fungsi uang. Semoga bisa digunakan untuk hal yang bermanfaat dikemudian hari.
#gamelevel8
#cerdasfinansial
#kelasbunsayiip
#day3
#RejekiitumilikAllahKemuliaanyangdicari
Sedikit cerita, market day memang rutin diadakan di tempat sekolah anak saya. Secara bergiliran semua berperan menjadi penjual dan pembeli. Melalui kegiatan ini diharapkan mereka mengerti fungsi uang dan nominal uang sebagai alat tukar. Selain itu, mereka paham bagaimana cara mendapatkan uang dan penghasilan yang didapatkan dari berjualan.
Beberapa kali berpengalaman sebagai penjual dan pembeli memang tidak membuat saya khawatir lagi seperti pertama kali ia berperan sebagai penjual. Ia sudah mengerti, harga barang jualannya 4000 rupiah. Artinya, uang yang harus diterima dari masing-masing pembeli adalah 2 lembar uang 2000 rupiah. Sebelum menyerahkan barangnya, ia diajarkan untuk melakukan akad jual beli. Artinya pembeli diberitahukan berapa harganya kemudian ia mengucapkan ingin membeli barang dan menyerahkan uangnya pada penjual. penjual menerima uang dan menyerahkan barang, kemudian mengucapkan terima kasih dan semoga bermanfaat. Alhamdulillah anak-anak sudah paham semua.
Persiapan malam hari pun dimulai, menyiapkan kotak uang penerimaan, daftar harga. Kotak untuk display barang, kertas origami sebagai hiasan, uang 2000 rupiah sebanyak 7 lembar (karena Nafeeza bergiliran sebagai pembeli), dan barang jualannya.
Nafeeza berjualan buntil dan kue kroket serta dadar gulung. Setelah dihitung buntil ada 24 buah, kue ada 15 paket. Semua dibandrol 4000 rupiah. Alhamdulillah proses jual beli lancar. Semua barang jualannya laku terbeli. Senang sekali ekspresinya, saat uang hasil jualannya banyak. Semua dikumpulkan dalam satu kotak, dan ia berniat menabung untuk keperluannya kelak. Sungguh bahagia rasanya melihat anak sulung saya sudah mengerti fungsi uang. Semoga bisa digunakan untuk hal yang bermanfaat dikemudian hari.
#gamelevel8
#cerdasfinansial
#kelasbunsayiip
#day3
#RejekiitumilikAllahKemuliaanyangdicari
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Friday, September 22, 2017
"Kado Ulang Tahun, Kebutuhan atau Keinginan?"
Ulang tahun kali ini memang berbeda,
usianya yang sudah menginjak 6 tahun perlahan mengenal arti uang sebagai alat
untuk jual beli. 20 september lalu, usia anak sulungku bertambah. Masa yang
berbeda kali ini, karena kami tidak merayakan atau menghadiahinya kue ulang
tahun. Sejak jauh hari, aku selalu memberitahukan padanya bahwa usia bertambah
adalah masa untuk mensyukuri nikmat dan anugerah perpanjangan usia yang telah
diberikan oleh Allah. Kue ulang tahun, kado, dan kemeriahan acara pesta lainnya
bukanlah suatu kewajiban yang harus ada dalam setiap acara ulang tahun.
Awalnya Ia
sedih, bertanya terus mengapa aku tak diberi kado, kapan kita beli kado, dan
pertanyaan lain seputar kado yang terus terngiang ditelinga setiap kami pergi
keluar. Namun, perlahan ia paham, kado adalah hadiah dari orang tuanya sebagai
pertanda usianya bertambah. Ia mulai sabar menanti, tidak lagi menanyakan
dimana dan kapan kado itu akan diberikan.
Semakin bertambah
usianya, kami berharap ia semakin paham arti kebutuhan dan keinginannya. Walaupun
jiwa kanak-kanaknya masih terlihat, saya masih memakluminya. Ia ditawari kado
yang sesuai dengan kebutuhannya. Saat papanya bertanya,”Feeza ingin kado apa ?”, Ia masih bingung menjawab. Sempat ia melirik saya dan berharap mendapatkan
jawaban. Padahal saat itu kami berharap ia memberitahukan kebutuhannya. “Mama,
Aku bingung, pertanyaannya terlalu susah.” Mungkin saat ini, tidak ada kebutuhan
mendesak menurutnya. Akhirnya aku mulai menjelaskan perbedaan keinginan dan
kebutuhannya yang bisa dijadikan kado untuknya. Setelah diskusi panjang, kami
pun berkesimpulan akan memberikannya sepatu roda. Tujuannya agar ia mau
berolahraga fisik, dan badannya tidak lemas lagi. Feeza setuju dengan ide kami dan
kami pun mulai mencari sepatu roda yang diinginkannya.
Setelah bertanya
pada teman-teman yang terlebih dahulu telah memberikan anaknya sepatu roda,
kami mengajak Feeza ke Toko tersebut. Ditengah pencarian, syukur Alhamdulillah ada
yang menawarkan pinjaman sepatu roda anaknya untuk Feeza. Ia bersedia
memberikan pinjaman untuk Feeza karena sepatu roda milik anaknya tidak terpakai.
Feeza akhirnya mau mendengarkan penjelasan kami tentang tawaran peminjaman
sepatu roda. Ia mau mencobanya terlebih dahulu, tidak terburu-buru ingin membeli yang baru. kami memberinya kebebasan untuk memilih setelah ia mencoba sepatu roda temannya. Apakah akan tetapmeilih sepatu roda sebagai kadonya, ataukah menggantinya dengan yang lain.
Emosi Feeza
masih labil saat melihat ada mainan lain yang menggodanya untuk dibeli. Terkadang,
Ia masih ingin beberapa mainan, misalnya saja slime yang sebenarnya bukanlah kebutuhannya. Beberapa kali ia
meminta ijin pda kami untuk membelinya. Kami harus berusaha menyadarkannya kembali mengenai konsep kebutuhan dan keinginan. Slime hanyalah mainan yang dimainkan sesaat. Pada
akhirnya biasanya akan dibuang.
Nafeeza mulai
mengerti perlahan, kini setelah usianya 6 tahun, membelanjakan uang haruslah
hati-hati. Tidak lagi asal membeli, namun harus sesuai dengan kebutuhannya. semoga kami bisa membelanjakan uang dengan sebaikmungkin, dan hal ini menjadi pelajaran berharga untuk Feeza dimasa yang akan datang.
#Tantanganlevel8
#KuliahBundasayangIIP
#Tantangan10hari
#Rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#CerdasFinansial
#day2
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Menabung di Celengan
Game level 8 kali ini mengajarkan
anak untuk memaknai rejeki pemberian Allah. Rejeki tersebut salah satunya
adalah harta yang bisa dibelanjakan oleh kita untuk kebutuhan sehari-hari.
Namun, seringkali kita lalai dalam membelanjakan harta tersebut. Ada beberapa
pos keuangan yang mungkin bukan tahap kebutuhan namun kita sering membelanjakan
uang untuk hal tersebut. Dalam hal ini kita perlu menyiasati dan memberi
teladan pada anak kita apa arti uang, bagaimana cara membelanjakannya, dan
bagaimana cara membedakan antara kebutuhan dan keinginan untuk membeli, serta
bagaimana cara untuk memperoleh uang.
Tahap pertama, kami mengenalkan arti
menabung dan celengan sebagai medianya. Anak saya yang paling besar kini
berusia 6 tahun. Sejak usianya 3 tahun, kami sudah mengenalkan celengan untuk
menabung. Kami memberinya pengertian jika memiliki uang sebagian harus ditabung
untuk kebutuhan kita suatu saat nanti. Paham akan hal tersebut, Ia senang
sekali jika mama papanya memberikan uang untuk dimasukkan ke dalam celengan.
Semakin lama celengannya bertambah berat, hingga sudah menjadi kebiasaan baginya
jika menemukan uang tergeletak di meja, ia langsung memasukkannya kedalam
celengan. Ada rasa bangga yang terlihat karena celengan miliknya sudah hampir penuh. Kini, jika ia memiliki keinginan
dan saya memberitahukan kalau harga barangnya cukup mahal, maka dengan cepat Ia
akan menjawab, “Kita nabung dulu ya Ma.”
Di Sekolah, saat temannya berulang tahun ada
yang memberikannya hadiah celengan. Berhubung celengan miliknya sudah penuh, ia
mulai mengisi celengan barunya. Ia senang melihat celengan miliknya. Bahkan
terkadang kalau kami bercanda tidak punya uang, ia langsung berkomentar, “kan
aku punya banyak uang di celengan.”
Anak saya yang kedua baru berusia 15
bulan. Ia belum paham mengenai konsep menabung, namun senang sekali melihat
uang koin. Ia belajar memasukan bentuk lingkaran ke dalam lubang celengan.
Beberapa kali meminta saya untuk memberinya uang koin agar bisa dimasukkan
kedalamnya. Walaupun masih pengenalan, saya senang mereka sudah bisa memahami
arti menabung dalam celengan. Semoga suatu saat nanti saat kau buka celenganmu,
kau bisa membeli barang yang kau inginkan ya, Nak.
#Tantanganlevel8
#KuliahBundasayangIIP
#Tantangan10hari
#Rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#CerdasFinansial
#day1
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Saturday, September 2, 2017
Bagaimana Menyapih Anak dengan Tepat ?
"Hai, apa kabar Mak?"
"Ada yang sedang galau karena anak tercinta sebentar lagi harus disapih?"
Menurut pengalaman saya menyapih ternyata tak hanya butuh kesiapan dari Ibunya, tetapi juga anaknya.
Bagaimana caranya agar menyapih bisa dilakukan dengan tepat ?
1. Saat akan menyapih kita harus melakukannya dengan cinta
"Apa maksudnya?"
Menyapih dilakukan atas dasar cinta bukan karena paksaan. Sejatinya setiap anak mempunyai hak untuk menyusu ASI selama 2 tahun, bukan dipaksa untuk berhenti menyusu. Terkecuali jika ada alasan medis.
Hak itu lah yang wajib kita penuhi, jika waktunya akan tiba, beberapa bulan sebelumnya kita bisa mengajak bicara pada anak kita hati ke hati.
"Sayang, sebentar lagi usiamu 2 tahun, artinya kakak sebentar lagi berhenti mimik ASInya ya... ASInya buat dede. "
Terus beri pengertian ini sampai saatnya tiba. Untuk anak yang sudah paham, biasanya Ia akan berhenti dengan sendirinya.
Faktor dari sang Ibu juga berpengaruh karena ASI sudah sangat berkurang, anak akan stop dengan sendirinya. Mungkin rasanya juga sudah tidak enak.
2. Atur Pola Makan dan Aktivitas fisik
Menginjak usia 2 tahun, makan besar sudah 3 kali ditambah cemilan dan buah.
Jika anak cenderung kenyang, ceria, dan bahagia biasanya ia akan jarang meminta ASI. Selain itu, aktivitas fisik yang cukup di pagi hari sampai menjelang maghrib membuat anak lelah dan capek.
Biasanya ketika Ia lelah akan tersungkur membaringkan badannya sendiri di kasur.
Minimal ASI hanya diminta sang anak jika malam hari, dan perlahan setelah kita kurangi ia akan adaptasi rasa tanpa pemberian ASI. Kita juga bisa mengenalkan sang buah hati pada susu UHT / susu formula yang menjadi pilihan kita.
3. Tetap konsisten dan Berusaha
Jika dua cara diatas masih belum bisa diterapkan, saat anak sehat perlahan lakukan pengurangan ASI.
Tetap konsisten untuk tidak memberinya ASI, walaupun harus berjuang melawan rasa kasihan. Anak biasanya akan melihat reaksi orang tuanya saat mereka menangis. Tetap bersikap tegas untuk tidak memberi, karena biasanya akan terekam dalam memori mereka respon orang tuanya terhadap tangisan mereka.
Sering berkumpul dan bermain dengan teman sebayanya juga akan menambah keceriaan yang melupakan sementara keinginannya untuk menyusu.
Obat, plester, daun batrawali mungkin saja bisa digunakan hanya sebagai media perantara, namun tetap saja komunikasi intens ibu dan anak, serta doa kepada sang Penciptalah yang menjadi upaya terbesar menyapih anak dengan tepat.
Semoga semua Bunda yang sedang dalam proses menyapih segera menemukan solusinya ya...
Bunda bisa menyapih dengan tepat dan penuh cinta.
Salam sayang dari saya untuk buah hatinya...
Labels:
Parenting
Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Berbagi ?
Emak pernah puyeng gara-gara anak balitanya berebut mainan?
Tos dulu kita Mak. Semua Emak yang sedang menemani anak balitanya bermain dan mendapati mereka bertengkar berebut mainan terkadang dibuat pusing karena ulah anaknya.
Apalagi jika perebutan mainan berujung saling rebut dan salah satu anak menangis, raungan mereka membuat para emak nyut-nyutan di kepala.
Eits tapi tunggu dulu Mak, jangan menyalahkan anak yang sedang belajar melewati fase ini. Perebutan mainan di usia 2 - 3 tahun wajar terjadi karena mereka sedang dalam masa mengenali barang pribadinya. Kalau bahasa kerennya ini masa "aku" yang sedang ingin diakui keberadaannya. Emak seharusnya bangga karena mereka bisa mempertahankan barang miliknya dan mengenali mana barang punya saya dan bukan milik saya.
Selain itu, kita sering mendapati pada fase ini anak begitu ingin memperlihatkan barang miliknya kepada temannya, apalagi jika barang itu barang baru. Sebagai ibu kadang kita berpikir kalau itu sikap sombong, namun sebenarnya secara psikologis sang anak sedang mencari tahu mengenai kepemilikan barang itu seperti apa, bagaimana cara mempertahankannya jika ada yang merebut, dan bertahap belajar untuk berbagi.
Ok, setelah tau anak sedang dalam fase ini, lalu apa yang seharusnya kita lakukan ?
Ada beberapa hal yang bisa dicoba.
- Dengarkan isi hati kedua belah pihak.
Kita tidak dapat menyalahkan salah satu pihak, harus ditanamkan rasa adil sejak dini, sehingga anak merasa dihargai dan disayangi oleh ibunya.
- Beri Pengertian
Apabila penjelasan sudah didengarkan, tugas kita selanjutnya adalah memberi pengertian. Kakak dan adik diajarkan mengenai kepemilikan barang. Jika ingin meminjam, harus izin terlebih dahulu. Jangan langsung merebut dengan kasar.
-Jika cara diatas masih belum mempan, emak bisa mengalihkan perhatian mereka.
Bisa dengan masak bareng, bermain sepeda, atau mendongeng.
-Bacakan buku mengenai kisah anak yang memiliki masalah yang sama
Misalnya : Buku mengenai indahnya berbagi
Biasanya anak akan lebih mempan dinasehati lewat membaca buku, mendengarkan dongeng, dan menonton video kisah anak. Lewat cara ini anak merasa tidak digurui secara langsung. Anak lebih mudah mencerna.
-Berikan alternatif permasalahan untuk keduanya dan ajak anak memecahkan masalah bersama. Setelah itu pilih solusinya.
Misal : jika bermain harus mau berbagi, dengan ketentuan mau bergiliran menggunakan.
Ada time out yang bisa dikenakan jika sedang bermain.
Kedua anak harus mau menaati peraturannya.
Itu semua pendapat saya berdasarkan pengalaman mengasuh anak balita, Emak punya saran yang lain?
Yuk ngobrol cantik disini, siapa tau bisa menjadi masukan untuk kebaikan bersama.
Labels:
Parenting
Ikhlas
Ikhlas menurut saya ada dua peran,
- ikhlas dilihat dalam pandangan penerima misal : ikhlas menerima takdir karena ketentuan Allah.
-ikhlas dilihat dalam pandangan pemberi misal : ikhlas memberikan sebagian harta untuk anak yatim karena Allah.
Keduanya merupakan sikap yang tidak mudah dijalani. Ikhlas seringkali menjadi berat karena kita belum bisa menjalankannya dengan sepenuh hati.
Masih banyak hal yang mengganjal penuh dengan tapi ketika hati berusaha untuk ikhlas, termasuk saya. Saya masih belajar untuk bisa ikhlas lillahita'ala.
Pelajaran ikhlas dalam kehidupan sehari-hari berkaitan erat dengan dua hubungan, Hablumminallah(hubungan pribadi dengan Penciptanya), dan Hablumminannas ( hubungan pribadi dengan pribadi lainnya).
Belajar untuk ikhlas merupakan perjalanan panjang dalam hidup yang harus terus dilatih. Ikhlas berarti Rela dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan apapun kecuali keridhaan dari Allah SWT. Tanpa ikhlas, amalan berat yang kita kerjakan akan sia-sia.
Semoga kita semua digolongkan menjadi umat manusia yang amalannya bermanfaat dan dicatat sebagai pahala dengan berbuat IKHLAS.
Allahlah tempat segala bergantung, hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.
- ikhlas dilihat dalam pandangan penerima misal : ikhlas menerima takdir karena ketentuan Allah.
-ikhlas dilihat dalam pandangan pemberi misal : ikhlas memberikan sebagian harta untuk anak yatim karena Allah.
Keduanya merupakan sikap yang tidak mudah dijalani. Ikhlas seringkali menjadi berat karena kita belum bisa menjalankannya dengan sepenuh hati.
Masih banyak hal yang mengganjal penuh dengan tapi ketika hati berusaha untuk ikhlas, termasuk saya. Saya masih belajar untuk bisa ikhlas lillahita'ala.
Pelajaran ikhlas dalam kehidupan sehari-hari berkaitan erat dengan dua hubungan, Hablumminallah(hubungan pribadi dengan Penciptanya), dan Hablumminannas ( hubungan pribadi dengan pribadi lainnya).
Belajar untuk ikhlas merupakan perjalanan panjang dalam hidup yang harus terus dilatih. Ikhlas berarti Rela dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan apapun kecuali keridhaan dari Allah SWT. Tanpa ikhlas, amalan berat yang kita kerjakan akan sia-sia.
Semoga kita semua digolongkan menjadi umat manusia yang amalannya bermanfaat dan dicatat sebagai pahala dengan berbuat IKHLAS.
Allahlah tempat segala bergantung, hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.
Labels:
Gado-gado
Tuesday, August 29, 2017
Bagaimana Cara Mendidik anak Usia Aqil Baligh ?
Pertanyaan
ini merupakan pertanyaan yang sulit saya jawab mengingat usia anak saya yang
masih belia menjelang 6 tahun dan 14 bulan, namun sebagai orang tua tentunya
kita perlu membekali diri dengan banyak ilmu untuk mendidik anak. Pada saatnya
nanti fase remaja dari anak kita akan dilalui dan kita harus menjadi orang tua
yang menjadi teladan bagi mereka.
Sebelum
membahas lebih jauh bagaimana cara mendidik anak usia ABG, kita perlu
mengetahui apa pengertian dari aqil baligh.
Aqil adalah kondisi tercapainya
kedewasaan psikologis, social, financial, serta kemampuan memikul tanggung jawab
syari’ah, sedangkan baligh adalah
kondisi tercapainya kedewasaan biologis dengan kematangan reproduksi. (diambil
dari buku Fitrah Based education karya Harry Santosa) dengan rentang usia 14-16
tahun.
Menurut
Ustad Adriano Rusfy ciri paling penting untuk generasi aqil baligh adalah kemampuan
untuk memikul tanggung jawab. Bermula dari tanggung jawab pada Allah, pada diri
sendiri, hak milik, otoritas territorial. Kemanusiaan, dan alam semesta.
Tanggung jawab pada Allah dapat
ditanamkan sejak dini. Anak mulai dikenalkan dengan Tuhan sejak dalam kandungan.
Tanamkan tanggung jawab untuk beribadah perlahan sejak dini, agar mereka
semakin mengenal Tuhan dan bertanggung jawab penuh dalam beribadah.
Tanggung jawab pada diri sendiri dan
property sudah ditanamkan sejak usianya 7-10 tahun. Anak diajarkan untuk
bertanggung jawab terhadap dirinya, baik itu segi kebersihan, keindahan,
kepemilikan barang,dll. Perlu adanya
keteladanan dari orang tua yang secara konsisten dan istiqomah dibangun bahkan
menjadikan tanggung jawab terhadap diri sendiri sebagai tradisi dalam keluarga.
Tanggung jawab sosial yang ditanamkan
pada usia 10-12 tahun.
Salah
satu cara yang dilakukan sebagai wujud tanggung jawab pada diri sendiri adalah
kemampuannya untuk membiayai diri sendiri. Kita dapat mengajarkan kepada anak
cara untuk mencari nafkah sejak usianya 10 tahun. Kenalkan anak dengan beragam
cara untuk mencari nafkah, misalnya dengan berjualan, menulis, kerja sampingan,
dll. Ajarkan mereka cara untuk mendapatkan keinginannya dengan berusaha. Ketika
akal yang dibangun, maka akan timbul kesadaran dalam diri yang menumbuhkan
cinta akan hal tersebut. Setelah itu, lahirlah tanggung jawab. Proses ini akan
membuat anak menyadari sepenuhnya arti tanggung jawab dan Ia akan
menjalankannya dengan baik.
Usia
Aqil baligh merupakan usia yang penuh dengan kejutan, sebagai orang tua kita
dapat melakukan beberapa hal berikut, agar anak dapat menjalani masa aqil
balighnya dengan baik,tanpa merasa ada paksaan atau tuntutan dari orang tuanya,
diantaranya adalah :
- Memberi anak pengakuan dan tantangan
- Pada usia ini anak bukanlah milik kita, mereka sudah menuju dewasa yang membutuhkan pengakuan dan tantangan persoalan hidup. Berikan pengakuan atas keberhasilannya memecahkan masalah dan kemampuannya memenangkan perlombaan. Sebaliknya, jika ada masalah berikan kepercayaan pada mereka untuk menghadapinya. Jadikanlah hal ituRe sebagai tantangan dalam hidup yang harus mereka lalui. Ajarkan semangat pantang menyerah dan tekad yang kuat untuk menghadapinya.
- Jadilah Patnernya
- Usia remaja membutuhkan dukungan dan support atas semua keputusan yang diambilnya. Mereka menyukai pengakuan social dan kompeten. Untuk itu, jadilah patnernya yang baik. Ajak mereka lebih banyak berdiskusi tanpa banyak menggurui. Biarkan mereka mengambil keputusannya sendiri, namun kita tetap selalu berada disampingnya sebagai kawan. Hal ini membuat hubungan orang tua dan anak semakin dekat namun peran masing-masing berada dalam posisi yang tepat.
Fitrah
remaja yang suka lawan jenis dan menyukai kebenaran perlu dibimbing oleh orang
tuanya. Jangan sampai berlebihan dan harus tetap berada pada koridor yang
sesuai.
Labels:
Parenting
Subscribe to:
Posts (Atom)