Kuliah Bunda Sayang kali ini sangat menantang
saya. Sempat bertanya dalam diri, apa sanggup menyelesaikan tantangan
konsistensi selama 10 hari ini kedepan ? Pasalnya setelah menjadi Ibu Rumah
Tangga dengan segudang PR yang cukup banyak, banyak pula alasan yang selalu
saya buat sebagai alibi untuk lalai dari tugas. Bukan alasan yang dibuat-buat
sebenarnya. Saya sering lalai karena pemakluman dalam diri yang merasa sudah
terlalu lelah dengan segudang aktivitas, dan akhirnya diri ini berkata … “sudah
malam, saya butuh istirahat.”
Bismillah …
berangkat dari niat menuju perubahan yang lebih baik, semoga tantangan yang
diberikan semakin mengasah kemampuan dan konsistensi kedisiplinan dalam
mengerjakan tugas.
Komunikasi
Produktif yang dimaksud disini adalah komunikasi yang terjadi dalam anggota
keluarga. Antara Istri dengan suami, Ibu dengan anak, Ayah dengan anak, dan
komunikasi keseluruhan anggota keluarga dalam forum.
Banyak ilmu dalam komunikasi produktif yang saya belum praktekkan,
diantaranya adalah menggunakan kalimat tunggal dalam memberikan kalimat
perintah. Seringkali secara tidak sengaja penggunaan kalimat majemuk mnjadi
kebiasaan dalam berkomunikasi dengan anak.
Setiap pagi
hari, saya selalu membiasakan anak saya yang pertama untuk selalu pergi ke
kamar mandi ketika dia bangun tidur.
“Feeza, bangun tidur langsung pipis, cuci muka, dan gosok gigi ya!”
Saya selalu
berusaha membiasakan hal tersebut agar dia tidak lupa menjaga kebersihan
dirinya. Anaknya sih masih terlihat
mengantuk, dia hanya berguling dikasur dan berusaha bangun setelah ada tanda
peringatan dari saya kalau hari beranjak siang.
3 kegiatan yang saya tekankan ternyata sering Ia lupa. Hanya pipis saja
di kamar mandi, atau terkadang Ia bilang Ma, … “Mau sikat gigi dulu “, selanjutnya
lupa deh belum cuci muka dan pipis. Tadinya .. Saya berharap 3 kegiatan itu
bisa langsung dikerjakan sekaligus, ternyata saya salah. Untuk anak seusianya,
yang masih belajar menangkap kalimat perintah, akan lebih efektif jika kita
menggunakan kalimat tunggal saja. Jika meminta anak mengerjakan pekerjaan,
biarkan Ia menyelesaikan satu per satu tugasnya, barulah kita menambahkan tugas
berikutnya.
Pulang sekolah,
saya coba menggunakan kalimat tunggal. “Feeza, sudah pipis belum?”, tanya saya.
“Udah mah, tadi aku pipis disekolah”. Ah ..lega…satu tugas beres, kemudian saya
memintanya untuk segera mengganti bajunya dengan baju santai dirumah. Ia memang
sudah terbiasa untuk mengganti baju dan memilih baju kesukaannya yang nyaman Ia
gunakan untuk bermain dirumah. Setelah beres, Ia menghampiri dan berkata, “Ma,
Aku udah ganti baju ni”. Seperti biasa
Ia mengenakan baju kesukaannya lagi. Jika baju itu sudah dicuci dan kering, Ia
selalu terpancing untuk menggunakannya lagi dan lagi. Tak apalah, jika memang
dirasa nyaman untuknya, dan memang terlihat cocok Ia gunakan. Selanjutnya Saya
memintanya segeramakan siang dan tidur siang.
Praktek penggunaan
kalimat tunggal kali ini berhasil. Memang benar, kita harus senantiasa
mengulang kebiasaan baik agar anak terbiasa. Namun, dengan kalimat tunggal ini
anak lebih mengerti, dan segera mengerjakan permintaan kita.
Senangnya
melihat perubahan ini sedikit, demi sedikit nak, semoga esok lebih baik lagi. Saya masih
harus banyak belajar mengenai pola komunikasi yang baik dengan anak. Semangat
menuju perubahan lebih baik, harus senantiasa ditanamkan dalam diri agar
hasilnya dapat dirasakan dikemudian hari.
#Hari1
#Tantangan10hari
#Komunikasiproduktif
#Kuliahbunsay
IIP
0 comments:
Post a Comment