Tahap selanjutnya pembelajaran
mandiri Nafeeza adalah melatihnya untuk bisa merapikan mainannya sendiri
setelah ia menggunakannya. Sudah sejak lama saya sering memintanya untuk
membereskan mainannya terlebih dahulu setelah main, lalu beralih ke mainan
selanjutnya. Namun, hal ini belum konsisten dan disiplin dilakukan oleh Feeza.
Masih perlu diingatkan dan diingatkan kembali.
Siang hari setelah makan siang, saya
meminta Nafeeza untuk membantu saya merapikan mainannya. Kalau makan sendiri
sudah lama dilatih, dan perlahan mulai berhasil, saya juga mengharapkan
merapikan mainan akan sukses dilakukannya sendiri tanpa harus disuruh. Mengingat
sekali main ia bisa membuat beragam bentuk konstruksi gedung (menurut Nafeeza
bentuk bangunan yang dibuatnya diberi nama gedung) maka banyak lego, beragam
bentuk kayu akan berserakan dilantai areanya membuat konstruksi gedung. Ia
seringkali beralasan tak mau membereskan mainannya karena ia belum berhasil
membuat gedung sesuai dengan keinginannya. “Mama… aku masih main”. Begitu alasannya
setiap kali saya memintanya untuk membereskan mainan. Padahal tak lama
kemudian, ia sudah sibuk dengan mainannya yang lain, atau mulai mengobrak-abrik
buku cerita yang ada dirak. Senang sih melihatnya tertarik untuk membaca buku,
namun disiplinnya masih perlu ditingkatkan.
Nafeeza memang sudah bisa membaca
buku sejak usianya 4 tahun. Ia mulai tertarik dengan huruf setelah saya
membacakan cerita untuknya berulang kali. Biasanya setelah hafal, ia akan
menirukan gaya bercerita saya, dan sering meminta saya untuk mengulangi
membacakan cerita dibuku tersebut. Alhamdulillah setelah berulang kali membaca,
ia mulai mengingat setiap bacaan huruf, dan sampai sekarang jadi bisa membaca
tanpa harus diajarkan untuk mengeja.
Untuk melatih kemandiriannya dalam
membereskan barang baik berupa mainan atau buku, lebih efektif jika dilakukan
dengan membacakan buku cerita, mendongeng, atau menonton video bersama. Metode ini
dapat dijadikan bahan ajar/ role model oleh Nafeeza, agar ia mau mencontohnya
dan segera membereskan mainan. Jika ada kegiatan playdate atau bermain bersama, maka lebih efektif lagi jika
dilakukan bersama dengan teman-temannya sambil bernyanyi. Ia akan mencontoh
gurunya, dan mulai membereskan satu per satu mainannya kedalam kotak mainan
hingga rapi. Contoh lagu yang dinyanyikan adalah “baeres-beres.. beres-beres… “
sambil memasukkan mainan satu per satu kedalam kotak. Terbukti ampuh, dan anak
langsung memungut mainannya membereskan semua ketempat semula.
Saya
selalu menekankan pada nafeeza bahwa membereskan mainan adalah untuk
kebaikannya. Rumah akan terlihat lebih rapi dan bersih sehingga nyaman untuk
bermain. Selain itu, jika suatu saat akan menggunakan mainan itu lagi, maka ia
tahu dimana harus mencari mainannya tanpa rasa bingung. Selama ini jika mainan
kesukaannya lupa ditaruh dimana, maka ia akan meminta mamanya untuk mencari. Kadang
bila tidak ditemukan, ia akan menangis tersedu-sedu dan ingin mainannya segera
ditemukan. Nah… hal inilah yang dihindari agar tidak terulang keesokan harinya.
Membereskan
mainan sendiri setelah digunakan juga dilatih disekolah. Setiap anak selalu
diingatkan untuk mengembalikan mainan pada tempatnya setelah digunakan. Diharapkan
kebiasaan ini dilakukan terus menerus dimanapun oleh anak-anak.
Saya
berharap, esok hari Nafeeza bisa menyadari pentingnya meletakkan mainan pada
tempatnya, agar ia tak kebingungan lagi mencari. Aamiin…
#kuliahbunsayIIP
#level2
#melatihkemandirian
#day9
0 comments:
Post a Comment