Hari kedua untuk berlatih
membereskan mainan kembali dimulai. Seperti biasa mainan yang dimainkan hanya
itu-itu saja. Ada lego, balok kayu, boneka, dan mainan lainnya. Beberapa kali
saya mengingatkan Nafeeza untuk segera meletakkan mainannya kembali ketika
sudah bermain. Akhirnya kami memutuskan salah satu tas sekolahnya yang Hello
Kitty dengan ukuran agak besar, digunakan untuk menyimpan mainan. Kali ini ia
menuruti saya untuk membereskan mainan, namun dengan bertanya terlebih dahulu, “Kenapa
mainannya harus dibereskan?” rupanya ia masih merasa malas untuk langsung
beranjak membereskan mainan. Perlu penjelasan lebih lanjut agar mainan segera
dibereskan. Saya pun kembali menegaskan bahwa mainan dibereskan agar Feeza
tidak bingung untuk mencari ketika mainan itu akan digunakan kembali. Selain itu,
rumah akan terlihat rapi dan bersih. Terjauh dari sumber debu yang menumpuk dan
dapat menimbulkan penyakit. Akhirnya ia menuruti saya, dan berkata, “iya..
iya.. aku beresin”, sambil menyimpan mainannya pada tas Hello Kitty.
Butuh waktu memang agar kebiasaan
ini menjadi kebiasaan positif yang terbawa sampai dewasa kelak. Namun setidaknya,
jika setiap harinya diingatkan, saya berharap ia selalu teringat untuk membereskan
mainan atau benda-benda lainnya segera, supaya ia tidak repot mencarinya
dikemudian hari. Jika sudah mepet waktunya, dan membutuhkan mainan atau benda
yang dicari dalam waktu cepat, maka benda yang kita cari akan mudah ditemukan. Hal
inilah yang selalu saya tekankan padanya.
Lucunya jika saya sudah mengajaknya
untuk makan sendiri atau membereskan mainan sendiri, ia suka mempraktekkan
kalimat perintah yang saya berikan dan menirukannya kepada adiknya. Bisa Zafran,
atau Kakang adik sepupunya. Misalnya saja saat saya memintanya untuk
membereskan mainan legonya sebelum ia mengambil mainan yang lain. Saat itu, Kakang
(adik sepupu Feeza) sedang bermain kerumah, ia meminta kakang untuk membereskan
mainannya juga, dan meniru kata-kata saya. “Kakang, mainannya diberesin dong…
bantuin teteh !“. Kakang yang masih berusia 2 tahun mulai mengambil mainannya
dan sama-sama meletakkan dalam satu tas. Akan tetapi, hal ini tidak berlangsung
sampai selesai. Kakang tertarik dengan mainan lain, dan tidak melanjutkan
membereskan mainannya. Nafeeza pun langsung berteriak, “Kakang… selesaikan dulu
beres-beresnya, jangan kabuuuur!!”. Alih-alih membereskan mainan, kakang yang
dikejar-kejar oleh Nafeeza malah menyangka sedang bermain kejar-kejaran, dan
mainan pun tak jadi dibereskan. Hmmm… kalau sudah begini, saya meminta mereka
berhenti untuk berlari, dan menyuruh Nafeeza memberikan contoh kembali pada
kakang. Proses belajar pun dimulai kembali. Akhirnya mereka bisa membereskan
mainan dan memasukkannya pada satu kotak mainan dan satu tas Hello Kitty. Semoga
istiqomah ya naak… besok kita belajar lagi.
#kuliahbunsayIIP
#melatihkemandiiran
#level2
#day10
0 comments:
Post a Comment