“Siapa
bilang matematika adalah pelajaran yang berdiri sendiri dan membosankan?”.
Ada triknya supaya anak mau mengalihkan
perhatiannya pada kita dan mendengarkan apa yang kita sampaikan. “Bunda sudah
tau bagaimana caranya ?”
1. Matematika bisa diajarkan dengan bernyanyi
Anak usia pra sekolah
sering sulit dalam berkonsentrasi lama. Mereka masih ingin mengeksplor dunianya
dan mencari tau dengan cara mereka sendiri.
Biasanya mereka akan
langsung mengalihkan perhatiannya jika ada bunyi yang keras, mengagetkan, atau
bunyi-bunyian yang menarik dan enak didengar. Oleh karena itu, jika bunda bernyanyi
dengan nada yang enak didengar sambil menggunakan jemari sebagai isyarat angka contohnya,
anak akan lebih mudah mengingat apa yang bunda ajarkan.
Kali ini saya
mempraktekkan tips diatas dengan menyanyikan lagu tek kotek. Anak saya yang masih
usia pra sekolah biasanya akan langsung merespon dan memperhatikan Mamanya
bernyanyi. Kakaknya ikut bernyanyi, sedangkan adiknya ikut menggoyangkan tubuh
atau membunyikan benda yang ada disekitarnya. Kebetulan ia sedang memegang
kerincingan. Yes… saya berhasil merebut perhatian mereka. Berhubung kakaknya
sedang belajar penjumlahan dan pengurangan, maka lirik lagu tek kotek saya ubah
sedikit-sedikit sesuai konteks saya. Ssstt…Bun,
dengan cara ini Nafeeza mau mendengarkan dengan seksama lho pertanyaan saya
dalam bentuk nyanyian. Konsep penjumlahan dan pengurangan pun berhasil
disisipkan.
2. Matematika diajarkan dengan
mendongeng
Untuk
anak yang senang bahasa, matematika bisa diselipkan sambil mendongeng. Nafeeza
memang sangat suka jika mendengarkan saya mendongeng, bahkan ia sudah bisa
mengikuti dan menciptakan ceritanya sendiri. Mendongeng dengan suara yang
berbeda-beda mampu menyedot perhatian kedua anak saya. Apalagi jika ada backsound musik yang membuat mereka
merinding atau aneh. Biasanya disela dongeng akan ada teriakan Iiiii,
sereeeeem, atau tertawa karena backsoundnya yang lucu. Misalnya : “Wek wek wek wek
wew”…atau “tuing dung praak”. Berbagai karekter lucu bisa disisipkan
menyesuaikan dengan jalan ceritanya. Terkadang dongeng spontan yang berdasarkan
imajinasi mamanya lebih menarik perhatiannya dibandingkan Ia mendengarkan saya
membaca buku dongeng dunia. Tak lupa saya sisipkan unsur matematika didalamnya.
Dasar pengurangan, penjumlahan, dan pembagian. Biasanya Ia akan ketagihan
mendengarkan dongeng, dan ternyata humor yang saya selipkan akan terekam langsung
dalam otaknya.
Keesokan
hari jika Mamanya bercerita, pasti ia akan mengulang nada yang membuatnya
tertawa.
Nah,
bagaimana Mama? Apakah masih bingung mengajarkan anak matematika? Semoga tidak ya…
#Tantangan10hari
#level6
#KuliahBundaSayang
#MathAroundUs
#ILoveMath
0 comments:
Post a Comment