Mendongeng adalah kegiatan yang
paling disukai Nafeeza sejak usianya masih 2 tahun. Melalui dongeng ia bisa
mempelajari banyak hal dalam kehidupan. Kosa katanya semakin bertambah, matanya
berbinar, dan tak pernah merasa bosan dengan kegiatan yang satu ini. Malah terkadang
saya yang kewalahan mencari ide segar dan baru agar dongeng yang ia dengarkan
tidak langsung di stop karena ia merasa bosan.
Kegiatan mendongeng biasanya rutin
dilakukan menjelang tidur siang, sore hari, atau menjelang tidur malam. Seperti
ada sesuatu yang kurang saat dongeng terlewatkan dalam sehari. Bahkan kini
durasinya harus panjang, jalan cerita yang rame, dan tidak berakhir dengan
kisah sedih.
Baiklah, kali ini Mama mulai
mengarang cerita, saking seringnya mendongeng, terkadang ide spontan lebih
sering mengalir begitu saja, dan hal ini lebih disukai ketimbang membaca buku
yang serius. Mungkin karena ekspresi muka, intonasi suara, dan gesture tubuh spontan dianggap lebih lucu.
Entah darimana ide itu muncul, saya
langsung bercerita tentang Hanny seekor ayam betina yang hidup di peternakan
bersama 3 binatang peliharaan lainnya. Namun,tak jauh dari peternakan, ada
beberapa binatang liar yang sering masuk tiba-tiba dan memakan binatang ternak.
Dongeng pun dimulai… jeng jeng jeng…
Nafeeza dan Zafran menyimak dengan
seksama. Mereka sudah bersiap dengan dongeng yang akan saya ceritakan.
Pagi
yang cerah di peternakan Pak Henry. Semua binatang sedang menikmati sarapan
paginya. Mereka sudah terbiasa menikmati sarapan bersama. Ada Hanny si ayam
betina yang baru saja mengeluarkan 5 telurnya, Momo si sapi, Goti si kambing,
dan Cici si kelinci. Mereka hidup berdampingan dan saling membantu satu sama lain.
Tiba-tiba saja Hanny berteriak
kencang dari dalam kandangnya, semua binatang termasuk Pak Henry menjadi kaget
dibuatnya. Mereka bergegas masuk ke dalam kandang Hanny dan memeriksa apa yang
terjadi.
“Telur
ayamku hilang 1 teman-teman.” Hanny bercerita sambil menangis sesenggukan, ia
terlihat sedih sekali. Beberapa kali ia mengecek jumlah telur yang
sedang dierami olehnya, ia yakin, ada 5 telur saat ia mengeraminya semalam. Namun,
saat sarapan pagi tiba, setelah beranjak membenarkan posisi duduknya, ia hanya
melihat ada 4 telur ayam.
Semua binatang tampak kebingungan,
dalam sekejap kandang ayam Hanny menjadi ricuh karena berbagai omongan dan
pendapat para binatang ternak. Pak Henry yang mendengar semua itu, lalu
mendapat ide. Ia membawa 4 stok paket makanan yang langsung dibagikan pada
binatang ternak tersebut.
Perlahan, ia mulai menceritakan
aturan mainnya. Paket makanan tersebut harus mereka jaga sampai besok pagi,
jika makanan ternak tersebut habis, atau berkurang, maka akan terlihat siapa
pencuri telur ayam milik Hanny si ayam betina.
Hari berlalu begitu cepat. Keesokan
paginya, Pak Henry memanggil semua binatang ternak untuk berkumpul di lapangan
dengan membawa paket makanan yang sudah diberikan kemarin. Terlihat paket
makanan di depan masing-masing binatang ternak msih utuh seperti kemarin. Tak ada
satu pun yang menghabiskan paketnya, atau memakan sebagian. Mereka begitu
amanah menjaganya sesuai instruksi pemilik peternakan.
Hanny yang merasa kebingungan segera
bertanya pada pak Henry, “Apa rencanamu sekarang Pak? semua paket makanan itu
utuh. Tidak ada yang memakannya."
Pak Henry yang banyak akal langsung
menjawab dengan tenang, “Ya, Aku tau. binatang ternak peliharaanku adalah
binatang yang baik, namun sekarang aku sudah tau siapa pencurinya.”Jawabnya dengan
yakin. Sejak semalam, dibelakang peternakannya, ia mendengar ada desis suara
ular yang mengincar. Ia tidak langsung menangkapnya karena ingin tau apa benar
ular itu yang sudah mengambil telur ayam milik Hanny. Sebagai antisipasi ia
sudah menaburkan garam sebanyak mungkin disekeliling peternakan.
Benar saja, pagi itu, tanpa
diketahui oleh binatang ternaknya, Ia melihat ada ular yang terkulai lemas
dibelakang peternakannya. Mungkin Ular tersebut tidak bisa bergerak karena
tubuhnya yang sensitif sudah terkena garam dimana-mana. Selain itu, telur ayam
yang ia makan ternyata membuat perutnya melilit, karena telur tersebut busuk.
Berbondong-bondong Hanny, Cici,
Goti, dan Momo segera melihat ular itu. Mereka merasa jijik tapi juga kasihan. Terlihat
ular tersebut seperti sedang meregang nyawa, bergerak kesana kemari kesakitan.
Nah, teman-teman sekarang kita sudah
tau siapa pelakunya. “Ular liar itu mungkin masuk ke dalam kandang Hanny,
karena Hanny lupa mengunci pintu kandangnya,” ujar Cici. Hanny pun mengakui malam
itu Ia memang teledor lupa mengunci pintu.
“Terima Kasih bantuannya Pak Henry,”ujar
Hanny. Walaupun telur anak ayamnya berkurang satu, namun Ia sudah mengetahui
siapa pencurinya sekarang. Ia berjanji tidak akan teledor lagi dalam mengunci
pintu kandangnya.
Nafeeza dan Zafran senang
mendengarkan ceritanya. Apalagi saat mendengar bunyi kokokan ayam yang
mengagetkan konsentrasi mereka. Hikmah yang bisa diambil dari cerita ini adalah
kita harus waspada dengan lingkungan sekitar. Membiasakan untuk mengunci pintu
sebelum tidur supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Selain itu, kita
harus menjaga barang yang sudah diberikan kepada kita sesuai perintah. Tidak mengambil
atau menggunakannya tanpa ijin dari pemiliknya.
#Tantangan10
hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination
0 comments:
Post a Comment